TPN Ganjar-Mahfud Tuding TNI-Polri Pro Prabowo-Gibran, Gerindra: Lihat Sejarah Aja

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 13 November 2023 14:03 WIB
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman [Foto: MI/Dhanis]
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman [Foto: MI/Dhanis]

Jakarta, MI - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman, menyangkal tudingan yang dilontarkan Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, soal netralitas TNI-Polri yang cenderung pro kepada pasangan Prabowo-Gibran sebagai capres-cawapres. 

Menurutnya, tuduhan tersebut tak tepat jika diarahkan kepada pihaknya. Justru Habiburokhman mempertanyakan, balik saat Pilpres 2019 lalu. 

"Nah, silakan saja ini menjadi refleksi bagi orang yang menuduhnya. Kemana mereka 2019? Apakah kami melakukan kecurangan atau bukan sebaliknya?," kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (13/11).

Untuk itu, lanjut Habiburokhman, kepada kelompok-kelompok yang menuduh pihaknya melakukan kecurangan, ia mengibaratkan seperti gerakan tangan melakukan gaya pistol. Ingin menjustifikasi suatu pihak berbuat curang tetapi lupa, bahwa kelompoknya yang melakukan hal itu. 

"Gini nih, 'gaya pistol' satu jari telunjuk ke orang, tiga jari berbalik ke yang menunjuk. Jadi kalau soal netralitas kita, lihat sejarah aja, ada nggak sejarah kami melakukan kecurangan. Ya kan, ada nggak?," ujarnya.

"2009 ketika Pak Prabowo cawapresnya Ibu Mega, 2012 ketika bersama PDI memenangkan Jokowi-Ahok. 2014 Pemilu-Pilpres, 2019 ada nggak sejarah Gerindra Pak Prabowo melakukan kecurangan?," tambahnya.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan, kalau pihaknya yang justru selama ini menjadi korban kecurangan. 

"Nah, itu saja dilihat. Ini soal akhlak yang sudah teruji, jadi kalau Pak Prabowo maju apapun, mengikuti kontestasi apapun, sejarah dan publik menjadi saksi," jelasnya.

"Tidak pernah satu bentuk kecurangan pun dilakukan. Yang ada disebut-sebut pernah menjadi korban kecurangan," pungkasnya.

Sebelumnya, juru bicara TPN Ganjar-Mahfud, Aiman Witjaksono, mengaku mendapat informasi dari beberapa rekan kepolisian, bahwa mereka keberatan atas perintah komandannya untuk membantu pemenangan Prabowo-Gibran.

"Saya mendapat sejumlah informasi dari beberapa teman-teman di kepolisian, yang mereka keberatan karena diminta oleh komandannya. Enggak tahu nih komandan dari tingkat daerah atau tingkat pusat, tidak disebutkan," kata Aiman. 

"Yang meminta untuk mengarahkan atau membantu pemenangan dari pasangan Prabowo-Gibran," tandasnya. (DI)