PDIP: Ganjar-Mahfud Hadapi Tekanan dari Berbagai Arah!

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 18 November 2023 17:16 WIB
Hasto Kristiyanto (Foto: MI/Dhanis)
Hasto Kristiyanto (Foto: MI/Dhanis)

Jakarta, MI - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, mengungkapkan bahwa pasangan calon Ganjar Pranowo-Mahfud MD menghadapi berbagai tekanan yang datang dari berbagai arah. Hasto menyatakan bahwa tekanan ini sangat bervariasi.

"Ya tekanan ada, apalagi ini juga berkaitan. Kalau kita lihat konstitusi saja bisa diintervensi, padahal lembaga yudikatif. Apalagi yang lain," kata Hasto di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (18/11).

Tekanan yang muncul mencakup pencopotan baliho Ganjar-Mahfud, penggunaan instrumen kekuasaan, dan bentuk tekanan lainnya. Dalam konteks ini, Hasto menyatakan setuju dengan sikap pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Hasto menentang jenis tekanan ini karena dianggap tidak sesuai dengan prinsip demokrasi yang diinginkan oleh rakyat. "Dalam konteks ini kami juga membangun komunikasi dengan AMIN karena merasakan hal yang sama sehingga inilah yang kemudian kami luruskan supaya demokrasi berada di koridornya, demokrasi berada pada rakyat yang mengambil keputusan bukan pada elite," ungkap Hasto.

Sekretaris TPN Ganjar-Mahfud ini menyampaikan bahwa Indonesia juga mengalami tekanan dari luar. Meskipun sebelumnya dipuji karena kehidupan demokrasi yang baik, kini demokrasi di Indonesia dikatakan mundur.

"Bahkan terjadi the darkness of Indonesian democracy. Ini yang kami sangat prihatin. Maka masih ada waktu untuk melakukan koreksi itu agar berbagai upaya-upaya, tekanan tidak terjadi dan ketika tekanan itu makin masif, yang terjadi adalah suatu counter action berupa gerakan rakyat," ungkap Hasto.

Hasto menjelaskan bahwa gerakan rakyat yang dimaksudnya adalah warga yang membolehkan rumah-rumahnya dipasangi baliho Ganjar-Mahfud.

"Ini menunjukan esensi bagaikan apa yang disampaikan Pak Ganjar, air kebenaran, air politik jurdil ini tidak bisa dibendung dengan berbagai intimidasi," pungkas Hasto. (Ald)