Nobatkan Joko Widodo Alumnus Paling Memalukan, BEM UGM: Bukan Orde Baru Tapi Kejamnya Sama

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 8 Desember 2023 18:32 WIB
Baliho bergambar presiden Joko Widodo atau Jokowi di depan pintu masuk UGM (Foto: Net/Ist)
Baliho bergambar presiden Joko Widodo atau Jokowi di depan pintu masuk UGM (Foto: Net/Ist)
Sleman, MI - Baliho bergambar presiden Joko Widodo (Jokowi) terpampang di depan pintu masuk Universitas Gadjah Mada (UGM) Sleman, Jumat (8/12) sore. Baliho itu bertuliskan 'Penyerahan Nominasi Alumnus UGM Paling Memalukan'.  Hal ini dinobatkan kepada Jokowi sebagai bentuk kekecewaan mereka. 

Ketua KM BEM UGM Gielbran Muhammad Noor mengatakan selama dua periode pemerintahan Jokowi ada banyak masalah yang tidak tuntas. Bahkan cenderung dibiarkan. Maka dari itu, dia menyebut pemerintahan Jokowi ini merupakan orde paling baru yang mana kekejamannya sama dengan orde baru saat itu.

"Kami menyebutnya tidak orde baru, tetapi orde paling baru karena represifitasnya dikemas dalam bentuk lain, tetapi kejamnya sama," kata Gielbran.

Adalkah soal masih merajalelanya kasus korupsi. Belum lagi soal Firli Bahuri yang malah tersandung dugaan kasus pemerasan saat masih menjabat sebagai ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di era Jokowi.

Selain itu, juga soal revisi UU ITE yang berpotensi membuat para aktivis dengan mudah mengalami kriminalisasi.

Di hari yang sama, BEM KM UGM menghadirkan Haris Azhar serta Fatia Maulidiyanti dalam sebuah acara diskusi publik yang digelar di depan UGM. Haris dan Fatia dihadirkan sebagai narasumber sekaligus korban nyata kriminalisasi serta tidak demokratisnya pemerintahan Jokowi.

"Belum bicara soal konstitusi yang sangat ambruk. Terbukti bersalahnya hakim konstitusi di sidang MKMK itu menjadi gerbang awal, menjadi bukti empiris memang MK tidak independen".

"Erat kelindannya dengan kedekatan personal kekeluargaan Jokowi dan Anwar Usman. Dan itu sudah terbukti. Belum lagi indeks demokrasi yang semakin merosot," katanya.

Belum lagi bicara soal dinasti politik yang secara vulgar terpampang di depan mata masyarakat. "Sehingga saya rasa tadi tidak ada momentum lain selain sekarang untuk menobatkan beliau sebagai alumnus UGM yang paling memalukan," tandas Gielbran. (Wan)