Cak Imin Ingatkan Presiden Joko Widodo: Jangan Sampai Kejebak Dalam Keberpihakan

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 9 Januari 2024 10:45 WIB
Calon Wakil Presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar (Foto: Ist)
Calon Wakil Presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar (Foto: Ist)

Lampung, MI - Calon wakil presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar, menyoroti komentar Presiden Joko Widodo yang menyesalkan debat capres kedua lebih banyak pada serangan personal ketimbang beradu gagasan program visi-misi. 

Menurut Cak Imin sapaan akrabnya, baik Presiden atau siapa pun itu berhak memberikan penilaian terhadap jalannya debat. Akan tetapi kata dia, Presiden tak boleh terjebak pada keberpihakan kepada satu pasangan calon, karena itu mencederai netralitas Pemilu. 

"Presiden punya hak untuk menilai tapi hati-hati jangan sampai kejebak dalam keberpihakan," kata Cak Imin di Bandar Lampung, Selasa (9/1).

"Ya berdebat itu kan punya makna masing-masing persepsi, ya itu persepsi presiden, tapi saya juga punya persepsi, banyak visi misi yang muncul di antara tiga capres itu," tambahnya. 

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengomentari soal jalannya debat capres kedua yang seharusnya tak menyerang urusan personal. Karena kata Presiden, debat pilpres adalah tempat untuk menunjukkan program visi-misi yang jelas. 

"Yang pertama, saya memang melihat substansi dari visinya malah tidak kelihatan. Yang kelihatan justru saling menyerang, yang sebetulnya enggak apa-apa, asal (itu soal) kebijakan. Asal policy. Asal visi ya enggak apa-apa," ujar Jokowi dalam keterangan pers di Serang, Banten, Senin (8/1).

Sehingga kata Jokowi, debat capres kedua sama sekali tak memberikan pendidikan politik kepada publik. Karena debat tersebut terkesan ada upaya untuk saling menjatuhkan antar personal. 

"Tapi, kalau yang sudah menyerang personal, pribadi yang tidak ada hubungan dengan konteks debat tadi malam, mengenai apa hubungan internasional, mengenai geopolitik, dan lain-lain, saya kira kurang memberikan pendidikan, kurang mengedukasi masyarakat yang menonton," pungkasnya.

"Ada rambu-rambu sehingga hidup, saling menyerang enggak apa-apa tapi (soal) kebijakan, policy, visinya yang diserang. Bukan untuk saling menjatuhkan dengan motif-motif personal. Saya kira enggak perlu. Enggak, enggak baik, tidak mengedukasi," jelas Jokowi. (DI)