Perubahan Sudah Dilakukan Anies Sejak Gubernur DKI! Ganti Nama Banjir jadi Parkir Air hingga Rumah Sakit jadi Rumah Sehat

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 22 Januari 2024 21:04 WIB
Calon Presiden (Capres) nomor urut 1, Anies Baswedan (Foto: Dok MI)
Calon Presiden (Capres) nomor urut 1, Anies Baswedan (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan yang berpasangan dengan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin kerap menggaungkan perubahan sebagai harapan bagi mereka yang merasakan kenyamanan tidak menginginkan perubahan.

Tak hanya dua putra terbaik Indonesia itu, namun pendukungnya juga kerap mengungkapkan "Orang cerdas pasti pilih Anies Baswedan, salam perubahan".

Ungkapan itu kerap muncul di media sosial (medsos) menjelang perhelatan pemilihan presiden (pilpres) 2024. Salah satunya di media sosial TikTok.

Seperti dilihat Monitorindonesia.com, Senin (22/1), akun TikTok @KungYin membeberkan sejumlah prestasi Anies Baswedan selama menjadi Gubernur DKI Jakarta. Menurutnya, Anies sebenarnya Anies sudah melakukan perubahan-perubahan di Jakarta sebelum menyalonkan diri sebagai capres 2024.

"Perubahan ini sudah dilakukan oleh Anies Baswedan saat menjadi Gubernur DKI. Prestasinya sangat luar biasa teman-teman," katanya.

Yang pertama, adalah dimana diskotik ditutup yang akhirnya ganti nama. "Yang ini adalah prestasinya untuk perubahan nama," katanya.

Yang kedua adalah Rumah Sakit (RS) diganti nama menjadi Rumah Sehat. "Nah ini nih, ini udah kelihatan prestasinya," sindirnya.

Kemudian, air meluap biasanya disebut adalah banjir, dirubah lagi menjadi parkir air. "Nah ini kan nggak ada orang kaya gini cok," katanya lagi.

Lalu yang terakhir, ini bukan perubahan nama lagi, tapi perubahan tujuan "Saya tidak akan menlanjutkan reklamasi" betul dia nggak melanjutkan, tapi menyelasaikan. "Ini jelas prestasinya, nggak usah ditanya. Jadi buat elu lu yang pintar ngomong, pintar janji-janji manis, pintar ngibul, jangan lupa pilih nomor satu. Kalau gua al in Prabowo Gibran, salam," tutupnya.

Unggahan videonya itu pun dikomentari warganet TikTok lainnya. "gk bs naha tawa, ada2 aja koko," kata @nikkodhamasetyaw.

"Waring kali item yg memakan biaya pemprov 580 juta, cuma dipake seminggu," kata @Gihon.

"Sangking cerdasnya baru denger ada parkir air itu saya ketawa," kata @mia_3732.

"Keren pak Anies ttp di hati 01," kata @Cholifah Olivia.

Sebelumnya, memang kebijakan Anies saat menjabat Gubernur DKI Jakata itu memicu polemik dan mendapat tanggapan beragam dari banyak kalangan. Ada yang mendukung, namun tak sedikit pula yang menghujat kebijakannya.

Selain prestasi perubahan nama diatas, perlu dikethaui bahwa sejak dirinya menjabat sebagai orang nomor satu di ibu kota pada 2017 lalu, ada banyak serangkaian kebijakan pergantian nama yang dibuat Anies. 

1. Normalisasi menjadi Naturalisasi 

Sejak awal menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan langsung mengubah nama program normalisasi menjadi naturalisasi. Adapun normalisasi merupakan program unggulan pencegahan banjir di era Gubernur Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama. Pada intinya, program ini melebarkan dan mengembalikan bentuk sungai sehingga tak meluap dan menyebabkan banjir.  

Namun sayang, program naturalisasi di era Gubernur Anies Baswedan ini tak berjalan baik. Hal ini terjadi karena Anies tak kunjung melakukan pembebasan lahan di sekitar bantaran Kali Ciliwung. 

Alhasil, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tak bisa melakukan pengerjaan fisik normalisasi atau naturalisasi sungai. 

2. Mengganti Program OK OCE dengan Jakpreneur

One Kecamatan, One Center of Entrepreneurship (OK OCE) sejatinya merupakan program unggulan di era Gubernur Anies Baswedan. Program pembinaan kewirausahaan terhadap pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ini diinisiasi oleh Wakil Gubernur Sandiaga Uno dan selalu digaungkan saat masa kampanye Pilkada 2017.

Lewat program ini, Anies-Sandi menargetkan bisa melahirkan 200.000 wirausaha baru dalam kurun waktu lima tahun (2017-2022). Bahkan program ini masih terus digaungkan Sandiaga saat ia maju sebagai calon wakil presiden berpasangan dengan Prabowo Subianto pada Pilpres 2019. 

Namun program OK OCE ini tak bertahan lama. Gubernur Anies Baswedan kemudian mengganti nama program OK OCE menjadi Jakpreneur pada 2020 lalu. 

Kebijakan ini diambil setelah Wagub Sandiaga Uno mengundurkan diri untuk maju pilpres pada 2018 silam. 

3. OK-Otrip Diganti Jadi Jak Lingko

Sama seperti OK OCE, program OK-Otrip mendadak berganti nama jadi Jak Lingko usai Wakil Gubernur Sandiaga Uno mengundurkan diri pada 2018 silam. 

Kebijakan pergantian nama dari OK-Otrip menjadi Jak Lingko ini dibuat Gubernur Anies Baswedan hanya beberapa bulan setelah Wagub Sandi Uno lengser. 

Kala itu Anies berkilah, nama Jak Lingko lebih mencerminkan makna dari program tersebut. Adapun OK-Otrip atau Jak Lingko ini bertujuan untuk mengintegrasikan seluruh moda transportasi umum di ibu kota. 

4. Mengganti 22 Nama Jalan dengan Tokoh Betawi

Menjelang lengser, Anies Baswedan justru membuat kebijakan kontroversial dengan mengubah 22 nama jalan dengan tokoh Betawi. Anies berdalih, pergantian nama dilakukan untuk menghargai dan menghormati para tokoh yang telah berjalan dalam perkembangan Jakarta hingga saat ini. 

Namun, kebijakan ini mendapat banyak penolakan dari masyarakat lantaran warga terdampak harus mengganti seluruh dokumen kependudukan. 

Berikut daftar jalan yang diubah namanya oleh Gubernur Anies Baswedan: 

1. Jalan Entong Gendut (sebelumnya Jalan Budaya); 

2. Jalan Haji Darip (sebelumnya Jalan Bekasi Timur Raya); 

3. Jalan Mpok Nori (sebelumnya Jalan Raya Bambu Apus);

4. Jalan H. Bokir Bin Dji'un (sebelumnya Jalan Raya Pondok Gede); 

5. Jalan Raden Ismail (sebelumnya Jalan Buntu); 

6. Jalan Rama Ratu Jaya (sebelumnya Jalan BKT Sisi Barat); 

7. Jalan H. Roim Sa'ih (sebelumnya bernama Bantaran Setu Babakan Barat); 

8. Jalan KH. Ahmad Suhaimi (sebelumnya bernama Bantaran Setu Babakan Timur); 

9. Jalan Mahbub Djunaidi (sebelumnya Jalan Srikaya); 

10. Jalan KH. Guru Anin (sebelumnya Jalan Raya Pasar Minggu sisi Utara); 

11. Jalan Hj. Tutty Alawiyah (sebelumnya Jalan Warung Buncit Raya); 

12. Jalan A. Hamid Arief (sebelumnya Jalan Tanah Tinggi 1 gang 5); 

13. Jalan H. Imam Sapi'ie (sebelumnya Jalan Senen Raya); 

14. Jalan Abdullah Ali (sebelumnya Jalan SMP 76); 

15. Jalan M. Mashabi (sebelumnya Jalan Kebon Kacang Raya Sisi Utara); 

16. Jalan H. M. Shaleh Ishak (sebelumnya Jalan Kebon Kacang Raya Sisi Selatan); 

17. Jalan Tino Sidin (sebelumnya Jalan Cikini VII); 

18. Jalan Mualim Teko (sebelumnya Jalan depan Taman Wisata Alam Muara Angke); 

19. Jalan Syekh Junaid Al Batawi (sebelumnya Jalan Lingkar Luar Barat); 

20. Jalan Guru Ma'mun (sebelumnya Jalan Rawa Buaya); 

21. Jalan Kyai Mursalin (sebelumnya Jalan di Pulau Panggang); 

22. Jalan Habib Ali Bin Ahmad (sebelumnya Jalan di Pulau Panggang). (wan)