Prabowo: Saya Sudah Sekolah ke Amerika-Jerman Dikasih Nilai 11, Belum Pernah Ada Guru Sejahat Itu!

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 28 Januari 2024 20:03 WIB
Prabowo Subianto (Foto: Dok MI/Ig @Prabowosubianto)
Prabowo Subianto (Foto: Dok MI/Ig @Prabowosubianto)

Semarang, MI - Calon presiden (Capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto, mengaku sedih atas kinerjanya di Kementerian Pertahanan yang dinilai 11 dari 100 oleh Anies Baswedan saat debat Pilpres 2024. 

Padahal dirinya sudah sekolah ke Amerika hingga Jerman.

"Saya sedih sekali kemarin di Jakarta dikasih nilai rendah. Saya dikasih nilai 11 dari 100. Saya sudah sekolah ke Amerika, ke Jerman, ke Inggris, ke Swiss, belum pernah ada guru sejahat itu. Edan," ujar Prabowo dalam pidatonya di acara 'Kirab Kebangsaan Prabowo-Gibran' di Simpang Lima, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (28/1).

Prabowo mengatakan saat di sekolah diberikan nilai di bawah 5, maka termasuk di bawah rata-rata. Apalagi, katanya, dikasih nilai dengan rata-rata 1,1.

"Saudara-saudara kalau di sekolah, lima udah merah. Empat apalagi. Aduh, aku hanya dikasih 1,1. Sekarang, tapi, tapi maaf ya, saya ini besar di Jakarta, lahir di Jakarta.

"Jadi sering bahasa Jakarta, bahasa Betawi, saya sebenarnya mau jawab di situ, 'Emangnya lo siape? Emangnya gue pikirin? Sorry ye," tambahnya.

Pun demikian Prabowo meminta masyarakat Semarang untuk memberikannya nilai. Dirinya pun tidak ingin diberikan nilai 100 karena terlalu tinggi.

"Tapi sekarang jujur ya, aku minta dari rakyat Simpang Lima ini, aku dikasih nilai berapa? Berapa? Seratus? Seratus? Yah seratus kebanyakan," katanya.

Sebelumnya, Calon Presiden (Capres) nomor urut satu Anies Baswedan membeberkan alasan memberikan nilai rendah atas kinerja Menteri Pertahanan sekaligus Capres nomor urut dua Prabowo Subianto saat debat Capres, Minggu 7 Januari 2024.

Anies mengatakan, alasan pertama mengenai kesejahteraan para prajurit TNI yang dinilai tidak diperhatikan oleh Menhan yang dijabat Prabowo Subianto.

"Bagaimana prajurit TNI kita, perwira TNI bekerja keras all out menjalankan tugas tetapi dari Menhan tidak didukung dengan support yang baik. Jadi kalau kita bicara tentang memastikan bahwa TNI bisa perform," kata Anies kepada wartawan di sela-sela kampanye di Gorontalo, Senin (8/1/2024).

Anies menyatakan, jangan sampai para prajurit TNI yang sedang bertugas jauh dari keluarga memikirkan membayar kontrak rumah untuk istri dan anak mereka. Menurutnya kesejahteraan prajurit TNI perlu diperhatikan dengan serius.

"Ya kalau rumah dinas tidak dipikirin, kesejahteraan mereka tidak dipikirkan lalu bagaimana kita bisa berharap mereka fokus," kata Anies.

Anies memandang, persoalan tersebut harus menjadi prioritas, baik TNI/Polri maupun ASN pertahanan. Ia menilai kerja TNI-Polri selama ini tak sebanding dengan dukungan dari Menhan.

"Ketika anggaran di alokasikan Rp 700 triliun selama ini, lalu anggaran itu tidak digunakan untuk memastikan kesejahteraan itu tidak tercapai ya ini ada masalah. Anak buahnya diminta kerja luar biasa tapi tidak ada dukungan yang baik," jelas Anies.

Alasan kedua, lanjut Anies berkaitan dengan tunjangan kinerja (Tukin). Anies menyayangkan Tukin di Kemenhan hanya 80 persen.

"Yang kedua, Tukin di Menhan hanya 80 persen. Menteri tidak mengusahakan jadi 100 persen. Ini tidak ada yang personal, ini soal kebijakan. Jadi ketika ini semua diungkapkan karena kita mau melakukan perubahan memperhatikan kesejahteraan prajurit TNI, polisi kemudian ASN," ujar dia.