Gibran Getarkan 'Kandang Banteng', Elite PDIP Bereaksi!

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 30 Januari 2024 20:39 WIB
Gibran Rakabuming Raka (kiri) dan Prabowo Subianto (kanan) (Foto: Istimewa)
Gibran Rakabuming Raka (kiri) dan Prabowo Subianto (kanan) (Foto: Istimewa)

Jakarta, MI - Calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka mengaku telah menggetarkan Jawa Tengah (Jateng) yang dikenal sebagai Kandang Banteng.

Setidaknya dua hari terakhir, putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu berkegiatan di Jawa Tengah. 

Pada hari Minggu (28/1) ia menggelar kampanye akbar bertajuk Kirab Kebangsaan di Simpang Lima, Semarang. Ia hadir bersama Prabowo.

Pada malam harinya, Gibran bergeser ke Solo. Ia menghadiri pameran produk lokal Aerostreet di Mall Solo Paragon.

Pada hari Senin (29/1), Gibran menyambangi Pekalongan. Ia mendengarkan serta memberi solusi atas permasalahan yang dihadapi perajin batik dan pegiat UMKM.

Lalu, Gibran juga turut ke Tegal. Di sana ia membicarakan permasalahan pupuk di Indonesia. Salah satunya, Gibran berencana menghapus program kartu tani.

Di hari yang sama, Gibran mendatangi Brebes untuk menghadiri acara Indonesia Maju Berbudaya di Islamic Center Brebes, Senin (29/1).

Lantas bagaimana reaksi elite PDIP terhadap pergerakan Wali Kota Solo itu?

Tidak khawatir! Pasalnya PDIP mengklaim Jawa Tengah ditargetkan jadi 'kandang banten".

Adalah Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani menyatakan demikian. Namun begitu, rakyatlah yang menentukan pilihannya nanti.

"Targetnya, ya, Jawa Tengah tetap merupakan 'kandang banteng'. Rakyat pasti punya pilihannya," kata Puan saat mengunjungi Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Selasa (30/1).

"Biar rakyat yang menilai. Kita lihat Jateng akan memilih pemimpinnya dan akan memilih siapa yang akan dipilih. Rakyat pasti sudah punya pilihan yang terbaik dan terbaik untuk Jawa Tengah," tambah Puan yang juga Ketua DPR RI.

Sementara itu, soal penyaluran bantuan sosial (bansos) yang dilakukan Presiden Jokowi menjelang Pilpres 2024, Puan kembali menyerahkan penilaian tersebut kepada masyarakat.

"Biar rakyat yang menilai. Sesuai aturan, memang bagaimana pemerintah mengurangi kemiskinan dengan memberikan kesejahteraan kepada masyarakat. Biar rakyat yang menilai bahwa bantuan tersebut untuk rakyat yang diberikan oleh negara," jelasnya.

Menurut Puan, upaya tersebut memang harus dilakukan oleh pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan. "Dan rakyat bisa menilai apa yang dilakukan merupakan hal yang harus dilakukan oleh negara untuk rakyat," tandas Puan.

Suara di Jateng Bergengsi

Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin tak heran jika Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mampu mengalahkan elektabilitas Ganjar-Mahfud di Jawa Tengah (Jateng).

Pasalnya Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran secara masif melakukan kampanye di Jateng dan diikuti oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sering kunjungan kerja di 'kandang banteng" tersebut.

"Saya melihatnya tidak aneh Prabowo-Gibran bisa unggul dalam survei di Jateng. Sebagai 'Kandang Banteng' di Jateng, maka itu harus dikalahkan oleh Prabowo-Gibran, juga oleh Jokowi," kata Ujang.

"Mungkin kehadiran Jokowi di Jateng kemarin juga dalam rangka memenangkan Prabowo-Gibran," timpal Ujang.

Menurutnya, suara di Jateng bergengsi dan menjadi salah satu faktor penentu kemenangan di Pilpres 2024. 

Elektabilitas Prabowo-Gibran yang unggul di Jateng akan menguntungkan dan membuat untuk paslon dengan nomer urut 2 tersebut mudah unggul di daerah lain.

"Unggul elektabilitas di Jateng menguntungkan bagi Prabowo-Gibran karena berpotensi untuk menang di daerah lain seperti, Jawa Timur dan Jawa Barat," jelasnya.

Sementara Bali yang sering dikunjungi oleh cawapres nomer urut 2 Gibran Rakabuming Raka, menjadi daerah yang juga harus direbut dari PDIP.

"Bali juga sama dan ingin direbut oleh Prabowo-Gibran karena menjadi basis kekuatan PDIP. Presiden Jokowi juga pernah ke Bali untuk kunjungan. Maka saya melihat di mana ada basis PDIP, maka itu harus ditaklukkan oleh Prabowo-Gibran," pungkas Ujang.

Survei Membuktikan

Berdasarkan hasil survei Indikator Politik, bahwa Prabowo-Gibran unggul di Jateng dengan elektabilitas mencapai 41,6 persen kalahkan Ganjar-Mahfud di angka 40,3 persen. Sementara paslon nomor urut 1, Anies-Muhaimin 10,8 persen.

Kondisi ini jauh berbeda dengan periode survei pada 23 November - 1 Desember 2023 silam yang ketika itu elektabilitas Ganjar-Mahfud di Jateng, mencapai 51,7 persen dan Prabowo-Gibran hanya 35,3 persen. (wan)