Gawat! Andi Widjajanto Ungkap Hasrat Jokowi Tenggelamkan PDIP, Pengamat Bongkar Potensi Pengkhianatan Terhadap Prabowo

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 11 Februari 2024 19:52 WIB
Presdien Joko Widodo (Foto: Istimewa)
Presdien Joko Widodo (Foto: Istimewa)

Jakarta, MI - Mantan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Andi Widjajanto mengungkap hasrat Presiden Joko Widodo alias Jokowi diduga ingin menenggelamkan PDI Perjuangan.

Pasalnya, Andi Wijayanto mengklaim bahwa dirinya pernah dipanggil oleh Jokowi dua hari sebelum Prabowo Subianto mendeklarasikan Gibran Rakabuming Raka sebagai bakal calon wakil presiden (bacawapres) Koalisi Indonesia Maju (KIM) pada 22 Oktober 2023 lalu.

Kala itu, ada tiga poin yang disampaikan oleh Jokowi, Prabowo pasti menang, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) akan masuk parlemen dan suara PDI Perjuangan akan turun.

"Jadi kira-kira Prabowo pasti menang, PSI akan masuk parlemen, nomor tiga, suara PDIP akan turun. Itu yang dinyatakan Pak Jokowi. Di situ Pak Jokowi mengatakan, kalian hebat kalau bisa mengalahkan saya," kata Andi dalam political show podcast dikutip Minggu (11/2).

Saat itu juga, kata Andi, Jokowi mengatakan "kalian hebat kalau bisa mengalahkan saya".

Padahal, lanjut putra Mayjen TNI (Purn) Theo Syafei yang memiliki kedekatan dengan Megawati itu, Jokowi sendiri masih berstatus sebagai kader di partai yang membesarkan namanya itu. 

Meski hanya diam mendengarkan, Andi merasa Jokowi telah berubah secara signifikan sejak awal perkenalan mereka

"Tapi ketika Pak Jokowi mengatakan suara PDIP turun di situ saya masalah," katanya.

"Dalam hati bapak masih kader kenapa membuat rencana untuk menurunkan suara partai sendiri. Di situ kemudian ya saya harus beda. Saya diam saja, mendengar, selesai, saya pulang cenderung tidak mengatakan apa-apa," beber Andi.

Potensi Penghkianatan

Di sisi lain, beredar sebuah video di media sosial yang menayangkan pengamat militer dan intelijen, Connie Rahakundini Bakrie yang menyebut soal potensi pengkhianatan Jokowi terhadap Prabowo Subianto agar memuluskan Gibran Rakabuming Raka menjadi presiden.

Mulanya ia bercerita soal dirinya yang terkejut ketika diminta Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Rosan Roeslani untuk bergabung dalam mendukung pasangan calon nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Pasalnya, Rosan menyebut jika kubu nomor urut 2 menang, Prabowo hanya diberi kesempatan untuk menjabat selama dua tahun.

Dikutip Monitorindonesia.com, Minggu (11/2) dari akun media X/Twitter, @Jangkaru911, Connie membeberkan kronologi permintaan Rosan beberapa waktu lalu dalam video berdurasi 1.30 detik.

Dalam video, Connie mengaku enggan untuk menerima pinangan Rosan lantaran latar belakangnya sebagai seorang akademisi menuntut dirinya untuk bersikap netral. “Saya mau tanya emang Pak Prabowo ini bakal jadi presiden berapa lama?,” kata Connie

Connie melanjutkan, Rosan kemudian menjelaskan rencana kubu nomor 2 jika berhasil memenangkan Pilpres 2024 ini. Ia mengaku bahwa Prabowo tidak akan menuntaskan tugasnya sebagai kepala negara sesuai dengan yang diatur dalam konstitusi. 

“Jadi rencananya dua tahun, tiga tahun berikutnya diikuti oleh Gibran,” ungkap Connie.

Mendengar pernyataan tersebut, Connie mengaku sangat terkejut. Ia justru mempertanyakan apakah mungkin Jokowi dapat menepati perjanjian tersebut melihat jejak politiknya yang justru dianggap menusuk dari belakang PDIP.

"Kalau saya jadi Gibran atau Pak Jokowi, saya matiin (Prabowo) besok. Kalau dia bisa mengkhianati Ibu Megawati Soekarnoputri dengan segala perjuangan yang menjadikan dia ada di istana sampai dua kali, ada jadi gubernur Jakarta, ada jadi wali kota, apa bedanya dia (Jokowi) bisa bunuh Pak Prabowo di tengah jalan?” tutur Connie.

Atas pernyataan Rosan tersebut, Connie semakin meyakini bahwa Menteri Pertahanan tersebut hanya menjadi alat politik Jokowi untuk dapat tetap berkuasa. Oleh karenanya, ia pun juga enggan untuk bergabung dengan kubu nomor 2.

“Makanya statement saya kan jadi kuat, bahwa Pak Prabowo itu digunakan, bahwa Gibran itu memberatkan. Itu kan bahasa-bahasa saya dan saya of course saya bilang sama Pak rosan, saya enggak mungkin ada di sana (TKN),” tandasnya. (Monitorindonesia.com telah mengonfirmasi hal ini kepada Connie Rahakundini Bakrie)

Sekedar tahu, bahwa Pilpres 2024 diikuti tiga paslon yakni nomor urut 1 Anies-Muhaimin yang diusung Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), nomor urut 2 Prabowo-Gibran yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM), dan nomor urut 3 Ganjar-Mahfud yang diusung koalisi PDI Perjuangan.

Masa kampanye Pemilu 2024 telah usai pada 10 Februari 2024, KPU menetapkan masa tenang kampanye hingga tanggal pencoblosan yakni pada 14 Februari 2024. (wan)