Tentang ICE Institute, Dicanangkan 2019 Sangat Bermanfaat Selama Pandemi

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 7 November 2021 08:32 WIB
Monitorindonesia.com - Rektor Universitas Terbuka (UT) Prof Ojat Darojat mengucapkan terima kasih kepada Prof Mohamad Nasir selaku Menteri Menristekdikti periode 2015-2019 yang telah merintis dan menyelenggarakan soft launching Indonesia Cyber Education (ICE) Institute pada 2019. Prof Ojat yang juga Ketua Konsorsium ICE Institute mengatakan bahwa ICE Institute sebagai galeri mata kuliah, dapat ditempuh dan dialihkreditkan oleh mahasiswa dengan teknologi blockchain. Program ini diharapkan dapat secara maksimal mengembangkan dan mengimplementasikan program Merdeka Belajar untuk Semua dan Kampus Merdeka. Hal senada diungkapkan Dirjen Dikti Kemendikbudristek Prof Nizam saat meresmikan ICE Institute secara daring, pekan lalu. Peresmian juga dihadiri oleh para rektor yang tergabung dalam konsorsium dan para mitra. Pengembangan ICE Institute menjadi lokapasar digital bagi para institusi untuk menyediakan berbagai mata kuliah secara daring dan dimanfaatkan oleh mahasiswa. Prof Nizam mengapresiasi kehadiran ICE Institute yang dua tahun lalu dicanangkan pada waktu yang tepat dan benar-benar berguna pada masa pandemi Covid-19 yang datang kemudian. Sebab saat dilanda pandemi, perguruan tinggi dapat bertransformasi dengan cepat ke dalam pembelajaran daring dengan pemanfaatan teknologi yang ampuh mengatasi berbagai kendala pembatasan selama pandemi, sehingga pembelajaran tetap dapat dilaksanakan di mana pun dan kapan pun. Fitur yang dimiliki ICE Institute juga diharapkan dapat mewujudkan pemerataan pendidikan dengan baik di seluruh tanah air. ICE Institute dipastikan menjadi peluang bagi mahasiswa untuk memanfaatkan sumber belajar berkualitas dunia. Lebih detail, Kepala Unit Pengembangan Pembelajaran Dalam Jaringan Indonesia (UPPDJI) Prof Paulina Pannen menyampaikan bahwa terdapat 14 institusi baik negeri maupun swasta, termasuk Asosiasi Fakultas Ekonomi & Bisnis Indonesia (AFEBI) yang tergabung dalam konsorsium ICE Institute dengan 165 mata kuliah. ICE Institute juga bekerja sama dengan edX dalam penyelenggaraan 1.420 mata kuliah dari 55 perguruan tinggi internasional yang tergabung dalam konsorsium MIT Harvard. Sedangkan Relo, SPADA, dan Kalibrr menjadi mitra ICE Institute dalam penyediaan akses bagi program-program. Program yang dimiliki oleh ICE Institute juga dapat dimanfaatkan bagi 1.880 perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia yang terakreditasi.   (Disarikan dari berbagai sumber)