Wisata Pantai Carita - Anyer Ramai Pengunjung

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 11 Februari 2024 19:36 WIB
Wisatawan berenang di tepi pesisir Pantai Jambu kawasan Carita -Anyer Provinsi Banten. (Foto: ANTARA)
Wisatawan berenang di tepi pesisir Pantai Jambu kawasan Carita -Anyer Provinsi Banten. (Foto: ANTARA)

Pandeglang, MI - Kawasan obyek wisata pesisir Pantai Carita - Anyer Provinsi Banten ramai wisatawan untuk menikmati liburan akhir pekan juga perayaan Imlek 2024.
 "Kita sejak Sabtu (10/2) kemarin hingga kini ada peningkatan wisatawan ke sini,"kata Hendro, pengelola obyek wisata di kawasan Pantai Carita , Minggu (11/2).
 
Kebanyakan wisatawan yang mengunjungi pesisir Pantai Provinsi Banten dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Sebab, biaya wisata ke Pantai Banten dinilai lebih murah dibandingkan ke daerah lain, seperti Bali atau NTB.
 
Mereka para wisatawan memilih ke kawasan Pantai Anyer dan Carita juga bisa ditempuh dengan waktu 1,5 jam dari Jabodetabek melalui jalan tol Jakarta - Cilegon. Saat ini, wisatawan yang memadati obyek wisata itu karena akhir pekan juga hari besar perayaan Imlek. "Kami memperkirakan wisatawan mencapai ribuan orang dan dapat menggulirkan ekonomi di daerah ini juga penyerapan lapangan pekerjaan,"katanya menjelaskan.
 
Gunawan, seorang wisatawan mengatakan dirinya datang ke Pantai Jambu bersama anggota keluarga untuk menikmati indahnya panorama Pantai Jambu kawasan Anyer. Biaya, masuk ke Pantai Jambu kawasan Pantai Anyer hanya Rp75 ribu/mobil. "Kami bersama keluarga berenang di tepi pantai dan menyenangkan, karena ombaknya landai dan tidak membahayakan,"kata Gunawan wisatawan dari Tangerang.
 
Sementara itu, Rendy, seorang relawan Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Kabupaten Serang mengaku dirinya hingga kini belum menerima kejadian perkara kecelakaan laut, meski terjadi peningkatan kunjungan wisatawan. Kami selalu mengimbau wisatawan agar berenang tidak ke tengah laut karena dapat membahayakan keselamatan jiwa mereka,"katanya menjelaskan.
 
Ia mengatakan, kebanyakan wisatawan yang menjadi korban kecelakaan terseret gelombang karena mereka tidak mematuhi aturan petugas di lapangan. Mereka petugas penyelamatan evakuasi selalu di tempat keramaian untuk menyelamatkan wisatawan berenang yang mengalami kecelakaan laut. "Kami bergerak cepat membawa peralatan evakuasi dan penyelamatan korban dengan papan seluncur, pelampung, ring boy dan ,long bor,"katanya menjelaskan. (AM)