6 Smelter di Sulawesi Siap Dialiri Listrik PLN Sebesar 3.168 MVA

Aan Sutisna
Aan Sutisna
Diperbarui 4 Juni 2022 14:34 WIB
Jakarta, MI - PLN siapkan pasokan listrik andal untuk enam pabrik pemurnian hasil tambang (smelter) di Pulau Sulawesi sebesar 3.168 mega volt ampere (MVA). Langkah ini guna mendukung peningkatan nilai tambah produk tambang lewat hilirisasi mineral. Keenam smelter tersebut adalah milik PT Sarana Mineralindo Perkasa 90 MVA, PT Gorontalo Mineral 100 MVA, PT Kawasan Industri Mongondow 1.000 MVA, Huayou International Mining (Hongkong) Ltd 1.743 MVA, PT Indo Nickel Industry 85 MVA, dan PT Antam UBPN Sultra 150 MVA. Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua & Nusa Tenggara (Sulmapana) PLN Adi Priyanto, menyampaikan smelter merupakan salah satu proyek strategis untuk mendukung hilirisasi mineral. Karena itu PLN berkomitmen memenuhi kebutuhan listrik dan memberikan pelayanan terbaik untuk industri smelter. “Industri smelter membutuhkan energi listrik yang sangat besar dan PLN siap memenuhinya dengan pasokan listrik andal dengan harga kompetitif,” ujarnya melalui keterangan resmi PL yang diterima di Jakarta, Sabtu (4/6). Menurut Adi, pemulihan ekonomi pasca-pandemi Covid-19 ditandai adanya peningkatan permintaan listrik. PLN sebagai BUMN bidang kelistrikan berkomitmen mendorong laju pertumbuhan perekonomian hingga menciptakan multiplier effect melalui kesiapan pasokan listrik untuk industri dan bisnis. "Komitmen itu akan dituangkan dalam perjanjian jual beli tenaga listrik sebagai salah satu klausal ketepatan waktu pelayanan. Dengan begitu para pemilik smelter bisa fokus pada bisnis inti, sementara kami menyelesaikan kebutuhan listriknya," imbuh Adi. Ia pun memaparkan, saat ini pasokan daya pada sistem kelistrikan di Sulawesi surplus sebesar 616,04 mega watt (MW), dengan daya mampu pembangkit sebesar 3.208,75 MW (Data per 31 Mei 2022). Berdasarkan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 dalam 10 tahun ke depan akan dibangun pembangkit baru sebesar 7.381 MW lengkap dengan transmisi dan gardu induknya. PLN siap melengkapi kebutuhan sektor industri, khususnya smelter dengan memberikan produk dan layanan yang inovatif dan ramah lingkungan seperti sertifikat EBT atau Renewable Energy Certificate (REC). Terlebih saat ini penyumbang kapasitas listrik terbesar di sistem Sulawesi adalah pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan kapasitas sebesar 515 MW. "Dengan kondisi tersebut kami siap melayani kebutuhan listrik bagi para investor yang ingin berinvestasi di Regional Sulmapana," tegas dia. Di regional Sulmapana ada empat pabrik smelter memanfaatkan listrik dari PLN dengan total daya sebesar 260 MVA. Sementara di regional lain, Jawa-Madura-Bali (Jamali) telah beroperasi 11 smelter dengan dukungan listrik PLN untuk total daya mencapai 153.59 MVA. Smelter yang sudah menandatangani SPJBTL  dan dalam proses konstruksi di Jamali saat ini ada tiga perusahaan dengan total daya 215 MVA. Di Sumatra dan Kalimantan juga sudah ada pelanggan smelter 30 MVA yang akan beroperasi dalam waktu dekat. Dirut Huayou International Mining, Fang Qixue, kerja sama ini sesuai visi Huayou menjalankan bisnis berkelanjutan demi masa depan generasi mendatang. "Kita menandatangani MoU dengan PLN untuk penyedian listrik bersih 1.743 MVA bagi proyek Huayou di Sulawesi," ucapnya. [iwah]