Cadangan Beras Masih Kurang, Jokowi Minta Stok Ditambah 1,5 Juta Ton Hingga Akhir Tahun

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 8 Oktober 2023 14:24 WIB
Jakarta, MI - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut cadangan beras di gudang Bulog masih kurang hingga saat ini. Ia pun meminta stok beras ditambah sekitar 1,5 juta ton hingga akhir tahun. "Memang masih kurang sehingga dari stok yang ada di Bulog saat ini 1,7 juta ton, masih menambah lagi, sampai akhir tahun kira-kira 1,5 juta ton," kata Jokowi saat meninjau panen raya di Kabupaten Subang, Jawa Barat, Minggu (8/10). Jokowi menjelaskan produksi beras nasional menurun lantaran kemarau panjang El Nino. Dan untuk antisipasi hal itu dilakukan penambahan stok tersebut. "Tapi sekali lagi karena El Nino produksinya tetap menurun, tetap berkurang. Tapi enggak ada masalah karena cadangan kita di Bulog juga masih banyak 1,7 juta ton," ujarnya. Jokowi pun senang dengan panen padi di Kabupaten Subang mencapai 9 juta ton per hektare. Dia ingin lahan-lahan pertanian lain bisa seoptimal sawah di Subang. "Ya ini di kabupaten Subang bagus. Mungkin minggu depan saya mau lihat di Indramayu. Kelihatannya juga lebih luas lagi panennya," kata Jokowi. "Kita harapkan dari panen-panen inilah pasokan beras bisa menambah cadangan kita," imbuhnya. Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi fenomena iklim El Nino akan memicu cuaca panas ekstrem di Indonesia. Puncak terjadinya El Nino pada Agustus-Oktober 2023 dan akan berlanjut hingga awal 2024. Sebanyak tujuh daerah pun diperkirakan terkena dampak paling parah dari fenomena El Nino hingga berujung kekeringan. Plt Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan menyebut daerah yang paling parah terdampak El Nino, yakni Sumatera bagian tengah hingga selatan, Riau bagian selatan, Jambi, Lampung, Banten, dan Jawa Barat. Hal itu menurut dia terjadi lantaran daerah-daerah tersebut mengalami curah hujan yang sangat kecil. “Sebagian besar wilayah Indonesia bagian selatan khatulistiwa, prediksinya akan mengalami hujan yang sangat kecil kecuali spot-spot yang memiliki topografis tinggi,” kata Ardhasena dalam Focus Group Discussion Antisipasi El Nino, beberapa waktu lalu. Ardhasena mengatakan, kekeringan akibat El Nino di daerah-daerah tersebut bisa memicu gagal panen. Untuk itu, BMKG meminta kepada Kementerian Pertanian untuk melakukan upaya-upaya yang cepat, mengingat Jawa Barat juga merupakan daerah yang memiliki banyak persawahan. “Jawa Barat ini banyak sawah, kalau mereka terkena dampak El Nino yang cukup parah, maka harus melakukan langkah siaga, seperti mengelola air hujan, atau memanen air hujan seperti di Sulawesi Tengah,” tuturnya.