Saudi Minta OPEC+ Kurangi Kuota Produksi

Rendy Bimantara
Rendy Bimantara
Diperbarui 28 November 2023 19:42 WIB
Ilustrasi Harga Minyak Naik (Foto: Shutterstock)
Ilustrasi Harga Minyak Naik (Foto: Shutterstock)

Jakarta, MI - Arab Saudi, sang pemimpin de facto OPEC+, telah meminta anggota lain untuk mengurangi kuota produksi mereka untuk menstabilkan pasar. Walau beberapa anggota menolak permintaan Saudi.

Kemungkinan penurunan produksi yang lebih dalam dari OPEC+ dapat meningkatkan harga minyak mentah. Hal ini dilakukan karena adanya indikasi pasokan minyak global yang melebihi permintaan.

Berdasarkan data Bloomberg, Selasa (28/11/2023), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Januari 2024 menguat 1,12% atau 0,84 poin menjadi US$75,70 per barel pada pukul 18.00  WIB.

Sementara itu, harga minyak patokan Brent kontrak Januari 2024 menguat 1,04% atau 0,83 poin ke US$80,81 per barel. Harga minyak mentah WTI telah berada di dekat US$75 per barel.

Kemudian, harga minyak mentah patokan Brent diperdagangan di atas US$80 per barel setelah kerugian selama empat hari berturut-turut, menyebabkan minyak berjangka menurun 3%.

Badai yang terjadi  di Laut Hitam juga menghentikan muatan komoditas, termasuk minyak dari pelabuhan-pelabuhan utama di Rusia dan Ukraina. Menurut operator pipa minyak Rusia, Transneft PJSC, badai ini diperkirakan akan berlangsung hampir sepanjang minggu ini. Hal ini juga meyebakan pasokan turun.

Sebelumnya, negara penghasil minyak yang tergabung dalam OPEC+ secara tiba tiba menunda pertemuan mengenai pengurangan produksi minyak. Hal menimbulkan pertanyaan pasar  tentang pasokan minyak mentah global.

OPEC+ menunda pertemuan tersebut, yang semula dijadwalkan pada 26 November 2023, menjadi 30 November 2023.(Ran)