BPS Rilis Data Inflasi, Rupiah Dibuka Melemah ke Rp15.521

Rendy Bimantara
Rendy Bimantara
Diperbarui 1 Desember 2023 09:39 WIB
Ilustrasi Rupiah (Foto: Reuters)
Ilustrasi Rupiah (Foto: Reuters)

Jakarta, MI - Setelah Amerika Serikat (AS) melaporkan data inflasi Oktober yang cenderung menurun, nilai tukar rupiah hari ini dibuka dengan sedikit lebih rendah. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Indonesia pada November 2023 naik sebesar 0,38% setiap bulan, mencapai 2,86% secara tahunan.

Berdasarkan data Bloomberg, Jumat (1/12/2023) pada 09.02 WIB, nilai tukar rupiah melemah 0,07% atau 11 poin ke Rp15.521 per dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback terhadap mata uang utama turun 0,20% atau 0,20 poin ke 103,30.

Mayoritas mata uang Asia tampak bervariasi. Yen Jepang menguat 0,34% dan yuan China ikut naik 0,03%. Di sisi lain, won Korea Selatan turun 0,73%, ringgit Malaysia melemah 0,16%, dan dolar Hong Kong tergelincir 0,01%.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan inflasi pada November 2023 sebesar 0,38%. Dengan besaran ini, inflasi Indonesia mencapai 2,86% secara tahunan (year-on-year/yoy), dan sebesar 2,19% secara year-to-date.

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud, menyampaikan penyumbang terbesar adalah makanan minuman dan tembakau sebesar 1,23%. Kelompok ini menyumbang andil inflasi 0,32%.

Dari angka ini komoditas penyumbang utama inflasi adalah cabai merah dengan andil 0,16%, cabai rawit dengan andil 0,08%, bawang merah andil 0,03%, lalu beras andil 0,02% dan gula pasir serta telur ayam ras andil 0,01%. (Ran)