Komisi XI Minta BI Berikan Penjelasan ke Masyarakat Soal Merosotnya Nilai Tukar Rupiah ke Dollar AS

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 24 Juni 2024 13:30 WIB
Komisi XI gelar Rapat Kerja dengan Gubernur Bank Indonesia (BI). (Foto: MI/Dhanis)
Komisi XI gelar Rapat Kerja dengan Gubernur Bank Indonesia (BI). (Foto: MI/Dhanis)

Jakarta, MI - Anggota Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun, mempertanyakan langkah Bank Indonesia (BI) dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat atas nilai tukar rupiah terhadap dollar (AS) yang semakin lemah. 

"Bagaimana membangun pesan kepada masyarakat tentang penurunan nilai tukar yang saat ini terjadi Pak?" tanya Misbakhun dalam rapat kerja dengan Gubernur BI, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (24/6/2024). 

Menurutnya banyak dari masyarakat yang telah membangun persepsinya sendiri bahwa nilai tukar rupiah akan mencapai Rp 17.000/dollar AS. 

"Sekarang ini orang sudah bicara Pak, oh kita akan ke 17 (ribu), di pasar spot-nya sudah 16.700 orang lalu menanyakan tentang rally itu yang terjadi, dan kalau sudah seperti itu kan apa yang terjadi? Faktor ketidakpercayaan masyarakat," ujarnya. 

"Nah inilah yang perlu dikuatkan kepada masyarakat, bagaimana masyarakat itu percaya kepada sumber-sumber yang resmi yang disampaikan oleh negara," tambahnya. 

Untuk itu, ia meminta penjelasan dari Gubernur BI terkait faktor utama melemahnya rupiah terhadap dollar.

Sebab menurutnya, banyak masyarakat yang sampai hari ini tak mengetahui penyebab terjadinya nilai rupiah yang kian anjlok. 

"Apa yang sebenarnya terjadi dengan kelemahan nilai tukar ini? Masyarakat awam tentunya tidak akan begitu saja percaya dengan penjelasan pemerintah," ujarnya. 

Lebih lanjut, ia juga meminta BI agar memberikan penjelasan mengenai ini kepada masyarakat agar tak salah persepsi. 

"Sebenarnya masyarakat kepingin tahu kenapa rupiah sampai melemah seperti ini, kalau memang fundamental cadangan devisa pertumbuhan ekonomi kita kuat ya kan," pungkasnya.

 "Sehingga tidak terjadi bahan spekulasi pergunjingan dan sebagainya di pembicaraan-pembicaraan masyarakat bahwa kita ini menghadapi situasi yang tidak pasti, apalagi kemudian dikaitkan dengan pergantian kekuasaan pemilu dan sebagainya," tambahnya menegaskan.