Impor Beras Indonesia Naik 613,61% Selama 2023, Paling Banyak Impor Dari Thailand

Zefry Andalas
Zefry Andalas
Diperbarui 15 Januari 2024 14:01 WIB
Pekerja memikul beras impor dari Thailand di gudang Bulog Sub-Divre Serang di Serang, Banten. (Foto : ANTARA)
Pekerja memikul beras impor dari Thailand di gudang Bulog Sub-Divre Serang di Serang, Banten. (Foto : ANTARA)

Jakarta, MI - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan impor beras Indonesia selama 2023 mencapai 3,06 juta ton. Realisasi itu adalah yang tertinggi dalam 5 tahun terakhir atau meningkat 613,61% dibandingkan tahun 2022.

Jika dilihat menurut negara asalnya, selama 2023 Indonesia paling banyak impor beras dari Thailand yaitu sebesar 1,38 juta ton atau mencakup 45,12%. Kemudian diikuti Vietnam sebesar 1,14 juta ton atau 37,47%, Pakistan 309 ribu ton atau 10,10%, Myanmar 141 ribu ton atau 4,61%, dan lainnya 83 ribu ton atau 2,70%.

"Selama 5 tahun terakhir, impor beras di 2023 ini merupakan yang terbesar yakni sebesar 3,06 juta ton atau mengalami peningkatan sebesar 613,61% dibandingkan 2022," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam konferensi pers, Senin (15/1)

Pada tahun sebelumnya, impor beras selama 2022 hanya mencapai 429,21 ribu ton. Jumlah itu sudah naik dari 2021 yang mencapai 407,74 ribu ton, 2020 sebanyak 356,29 ribu ton dan 2019 sebanyak 444,51 ribu ton. Jadi setiap tahun impor beras selalu naik.

"Jika dilihat menurut HS 8 digitnya, impor beras tahun 2023 sebesar 3,06 juta ton didominasi oleh semi-milled or wholly milled rice atau HS 10063099 sebesar 2,7 juta ton dengan share 88,18%," ucap Pudji.

Beras termasuk golongan barang serealia bersama gandum yang menjadi komoditas dengan peningkatan nilai impor terbesar selama 2023. Share Serealia terhadap total impor adalah sebesar 2,26% atau mengalami peningkatan US$ 1 miliar dibandingkan 2022.

"Komoditas lain yang mengalami peningkatan nilai impor di antaranya kendaraan udara dan bagiannya, piranti lunak, barang digital dan barang kiriman, lalu kapal, perahu dan struktur terapung, serta bijih logam, terak dan abu," tutur Pudji.