Cawapres 01 dan 03 Beri Rapor Merah untuk Pemerintah terhadap Kesejahteraan Petani dan Nelayan

Zefry Andalas
Zefry Andalas
Diperbarui 22 Januari 2024 00:36 WIB
Anies dan Cak Imin saat konferensi pers usai debat cawapres keempat di JCC Senayan, Minggu (21/1). (Foto: MI/Zefry)
Anies dan Cak Imin saat konferensi pers usai debat cawapres keempat di JCC Senayan, Minggu (21/1). (Foto: MI/Zefry)

Jakarta, MI - Mengawali debat calon wakil presiden (cawapres) keempat dengan tema, Pembangunan Berkelanjutan, Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Energi, Pangan, Agraria, Masyarakat Adat dan Desa, cawapres urut 01 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin langsung memberikan rapor merah kepada pemerintah terkait kesejahteraan masyarakat khususnya terhadap petani dan nelayan.

"Petani adalah penolong negeri, akan tetapi saat ini kita menyaksikan negara dan pemerintah abai terhadap nasib petani dan nelayan," kata Cak Imin saat penyampaian visi misi debat di JCC Senayan, Minggu (21/1).

Menurutnya, terdapat 16 jt rumah tangga petani hanya memiliki tanah setengah hektar. Sementara, ada seseorang yang memiliki tanah 500 ribu hektar.

Di sisi lain, lanjut Cak Imin, upaya pengadaan nasional dilakukan melalui food estate. Food estate terbukti mengabaikan mengabaikan petani kita, meninggalkan masyarakat adat kita, menghasilkan konfik agraria dan bahkan merusak lingkungan kita, ini harus dihentikan.

Berbeda dengan cawapres no urut 02 Gibran Rakabuming Raka, hal pertama yang ia sampaikan adalah rasa syukur terhadap Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia yang melimpah.

"Kita harus bersyukur Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat kaya. Diantaranya kita punya cadangan Nikel. Terbesar di dunia, timah terbesar nomor dua. Oleh karena itu, program hilirisasi harus dilanjutkan dan diperluas cakupannya," papar Gibran.

Dia menegaskan, tidak hanya hilirisasi tambang saja, tapi juga hilirisasi pertanian, sektor maritim dan hilirisasi digital. Intinya, kita tidak boleh lagi mengirim barang mentah.

"Untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil, kita akan dorong transisi menuju energi hijau, seperti bioavtur, biodiesel dan juga bioetanol yang sudah dilakulan meliputi b35 dan b40," ucap Gibran.

Sementara itu, cawapres no urut 03 Mahfud Md dalam penyampaian visi misinya mengungkapkan tentang tiga unsur yang sangat penting untuk kita semua yaitu Tuhan, Manusia dan Alam.

"Diskusi yang keempat ini sangat penting karena menyangkut 3 hal yang akan menentukan masa depan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bangsa Indonesia yaitu Tuhan, Manusia dan Alam," ucap Mahfud.

Namun demikian, Mahfud juga ternyata menilai ada yang salah dengan pemerintah terhadap keadaan pangan dan lahan pertanian saat ini.

“Sumber daya alam makin kaya tapi pangan belum berdaulat. Petani makin sedikit, lahan pertanian makin sedikit, tapi subsidi setiap tahun makin naik. Pasti ada yang salah,” ungkapnya.

Ia menambahkan, masuknya investor, terjadinya indurstialisasi justtru mengakibatkan rusaknya lingkungan dan membuat rakyat menderita. Ditambah dengan sengketa-sengketa yang terjadi antara rakyat dengan negara, dan antara pemerintah dengan pemerintah.

"Investor masuk, industrialisasi terjadi, lingkungan rusak, rakyat menderita. Kemudian Sumber Daya Alam menjadi sumber sengketa antara rakyat dengan negara, antara pemerintah dengan pemerintah," tambahnya.

Debat keempat tersebut berlangsung kondusif meskipun masing-masing cawapres berulang kali saling singgung terkait etika, pertanyaan remeh temeh dan lain sebagainya.