Benarkah Hilirisasi Ekonomi Membuat Indonesia Keluar dari Midle Income Trap?

Zefry Andalas
Zefry Andalas
Diperbarui 22 Januari 2024 06:00 WIB
Prabowo-Gibran saat konferensi pers usai debat keempat calon wakil presiden (cawapres) di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (21/1). (Foto:MI/Zefry)
Prabowo-Gibran saat konferensi pers usai debat keempat calon wakil presiden (cawapres) di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (21/1). (Foto:MI/Zefry)

Jakarta, MI – Berulang kali pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo-Gibran, menyampaikan tentang program hilirisasi ekonomi di dalam masa kampanyenya. Mereka sangat yakin dengan dilakukannya hilirisasi, akan membuat bangsa Indonesia keluar dari midle income trap dan melangkah menjadi negara maju di 2045.

Prabowo sendiri, dalam dialog dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) beberapa waktu lalu mengatakan dengan tegas akan melakukan hilirisasi ekonomi. Dia optimis, dengan hilirisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melonjak tinggi.

“Hilirisasi, hilirisasi 21 komoditas, hilirisasi. Sebagai contoh bauksit, bahan untuk alumina. Diolah dari bauksit ke alumina, naiknya sudah sekian ratus persen, dari alumina diolah lagi menjadi alumunium, naik lagi sekian ratus persen, alumunium bahan untuk mobil, untuk motor, untuk televisi, untuk pesawat terbang, untuk ini semua alumunium. Jadi, satu bahan saja kita selama ini memberi dengan murah, kita jual gelondongan, kita import mobil. Ini tidak bisa lagi. Jadi strateginya saya jawab tadi, hilirisasi di 21 komoditas”, ucap Prabowo.

Hal serupa disampaikan oleh pasangannya yaitu Gibran, saat penyampaian visi misi dan program kerja di acara debat calon wakil presiden (cawapres) keempat di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (21/1), memaparkan bahwa program hilirisasi harus dilajutkan dan diperluas cakupannya.

"Kita harus bersyukur Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat kaya. Diantaranya kita punya cadangan Nikel. Terbesar di dunia, timah terbesar nomor dua. Oleh karena itu, program hilirisasi harus dilanjutkan dan diperluas cakupannya. Tidak hanya hilirisasi tambang saja, tapi juga hilirisasi pertanian, sektor maritim dan hilirisasi digital. Intinya, kita tidak boleh lagi mengirim barang mentah,” jelas Gibran.

Direktur Eksekutif Sentral Politika, Subiran Paridamos mengatakan, setelah program hilirisasi dijalankan, sedikit demi sedikit perlahan tapi pasti Indonesia telah menemukan kembali kedaulatannya. Bahkan jika Indonesia konsisten dengan program ini, maka Indonesia diprediksi bukan hanya keluar dari jeratan negara berpendapatan menengah (middle income country), tetapi juga bisa membawa Indonesia menjadi negara maju.

Namun, hal berbeda disampaikan oleh calon wakil presiden (cawapres) no urut 01, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, ia mengkritisi aktualisasi dari hilirisasi yang dilakukan pemerintah saat ini sangat ugal-ugalan sehingga merusak lingkungan hingga didominasi oleh tenaga asing.

“Dan kita saksikan proses hilirisasi tambang kita, hilirisasi dilakukan ugal-ugalan, merusak lingkungan, ada kecelakaan, tenaga asing mendominasi,” tuturnya di kesempatan yang sama.

Cak Imin memberikan contoh, banyak warga Sulawesi Tengah masih banyak yang miskin meski tingkat perekonomian daerah tersebut tumbuh 14 persen, hilirisasi apa yang mau dilakukan? Sementara, illegal masih terus berlanjut.

Namun, meskipun terdapat persoalan seperti itu. Gibran tetap menyampaikan bahwa dengan hilirisasi kita akan keluar dari midle income trap, dan dengan hilirisasi kita akan keluar dari midle income trap, dengan hilirisasi kita akan meningkatkan nilai tambah di dalam negeri, dengan hilirisasi kita akan membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya.