Harga Beras Naik Pasca Pemilu: Menko PMK Harap Satu Putaran, Mendag Ungkap Sebab

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 20 Februari 2024 08:48 WIB
Ilustrasi - Harga beras naik setelah pemilu 2024 (Foto: Istimewa)
Ilustrasi - Harga beras naik setelah pemilu 2024 (Foto: Istimewa)

Jakarta, MI - Pemilihan Umum (pemilu) 2024 berpotensi satu putaran setelah beberapa lembaga survei mengumumkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul. Data yang terkumpul pun sudah mencapai 100 persen.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, pun berharap pemilihan umum 2024 digelar satu putaran.  Alasannya, karena bisa menghemat anggaran negara dan dialihkan untuk membeli beras.

“Kita sih berharap seperti yang saya sampaikan, kalau bisa satu putaran cukup lah sehingga Rp40 triliun itu cukup besar, jadi kalau diberikan beras, mungkin wartawan seluruh Indonesia bisa satu tahun enggak perlu belanja,” kata Muhadjir dalam konferensi pers di Kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Senin (19/2).

Menurutnya, anggaran Pemilu 2024 akan membengkak jika terjadi dua putaran. Perubahan alokasinya pun akan dirumuskan ulang di tingkat Kementerian Keuangan. 

“Jadi nanti kalau ada putaran kedua, anggaran itu yang akan dipakai, memang biasanya nanti akan ada data APBN perubahan kan, ya memang tapi kan daripada begitu kan lebih baik enggak berubah lah,” kata Muhadjir

Lebih lanjut, Muhadjir menjelaskan, jika pemilu satu putaran akan menurunkan tingkat social disorder atau kekacauan sosial pada masyarakat. Kemudian, iklim investasi pun akan lebih kondusif.

Apa Sebabnya?

Menteri perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menyatakan, naiknya harga beras premium di ritel-ritel modern disebabkan karena ritel enggan mengambil beras premium yang harganya di atas HET.

Beras premium dijual di kisaran Rp 72-80 ribu per 5 kg, sementara HET masih di kisaran Rp 69,5 ribu per 5 kg. Kalau pun ritel menyetok beras premium, mereka mengambilnya di harga Rp 72-75 ribu.

"Saya ngecek beras, di pasar ritel modern memang supplier untuk premium harganya sudah naik," katanya di Transmart Mal Kota Kasablanka, Jakarta, dikutip pada Selasa (20/2).

"Jadi sebagian ritel modern tidak ambil karena belinya sudah di atas HET (harga eceran tertinggi), dan ada sebagian ritel tetap ambil, jualnya di atas HET gitu. Kenapa harga beras premium naik, soal suplai dan demand," sambungnya.

Menurut Zulhas, naiknya harga beras premium membuat konsumen banyak beralih ke beras SPHP (Stabilitas Pasokan Harga Pangan). 

Ia menyebut peralihan ini membuat stok beras SPHP di pasaran cepat habis. Menurutnya hal ini akan dirapatkan lebih lanjut oleh pemerintah.

"Nah ada sebagian karena ini mahal, pindahnya banyak ke SPHP, sehingga SPHP cepat habis. Kan tadinya nggak beli beras SPHP belinya beras premium. karena premiumnya naik pindah SPHP, akhirnya SPHP cepat habis. 

"Jadi di sana sini ada kurang, ada yang masih ada, ada yang kurang. Inilah nanti yang akan kita rapatkan, agar nanti suplainya itu bisa ditambah," imbuh Zulhas.

Menyitir Panel Harga Pangan, Badan Pangan Nasional (Bapanas), rata-rata harga beras premium hari, Minggu 18 Februari 2024 per 09.20 WIB tercatat tembus Rp16.110 per kilogram atau naik Rp140 dari harga kemarin. 

https://monitorindonesia.com/storage/media/photos/caricature/e346409b-1622-465f-aa8d-27d26359ed72.jpg
Karikatur - Ilustrasi harga beras naik bikin beban hidup makin berat (Monitorindonesia.com)

Sementara harga beras medium turun tipis 0,29% menjadi Rp13.950 per kilogram. Harga beras saat ini masih melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah lewat Perbadan No.7/2023 sebesar Rp10.900 - Rp11.800 per kilogram untuk beras medium, dan Rp13.900 - Rp14.800 per kilogram untuk beras premium.