Satgas Pangan Polri Pastikan Harga Beras Normal Kembali

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 22 Februari 2024 16:41 WIB
Kasatgas Pangan Polri Brigjen Whisnu Hermawan (Foto: Istimewa)
Kasatgas Pangan Polri Brigjen Whisnu Hermawan (Foto: Istimewa)

Jakarta, MI - Pedagang pasar hingga pengamat pertanian menyebut kenaikan harga beras yang terjadi sejak empat bulan terakhir hingga menyentuh harga Rp14.000 per kilogram untuk beras medium dan Rp18.000 per kilogram untuk beras premium adalah yang tertinggi dalam sejarah.

Akibatnya ratusan warga di berbagai daerah rela antre berjam-jam demi bisa mendapatkan beras murah yang digelar pemerintah lewat operasi pasar.

Namun demikian, Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri memastikan bahwa harga beras akan turun sebelum masuk bulan Ramadhan.

"Kita pastikan di bulan Ramadhan untuk beras akan normal seperti biasa,” kata Kasatgas Pangan Polri, Brigjen Whisnu Hermawan saat melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) di gudang beras, Jakarta Utara, Kamis (22/2).

Alasan Whisnu menyatakan demikian, karena saat ini sudah ada di salah satu wilayah yang harganya kembali normal. "Kita mengecek dari hulu ke hilir ya, hilirnya kosong kita mengecek di Bulog ternyata di Bulog banyak, ini tinggal tergantung dengan distribusi saja".

"Makanya di Cipinang kita lihat sudah turun harganya, tinggal di pasar-pasar turunannya mungkin 1-2 hari akan turun juga. Mudah-mudahan dalam minggu depan semua sudah normal kembali," tandasnya.

Sebelumnya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) memperkirakan harga beras akan turun pada Maret 2024. Hal itu seiring dengan produksi beras nasional yang diperkirakan mengalami surplus.

"Maka kapan target kita menurunkan harga beras? Bahwa produksi kita di bulan maret akan surplus pak, sehingga itulah harapan kita," kata Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), I Gusti Ketut Astawa dalam keterangannya, Rabu (21/2).

Dia meyakini dengan suprlusnya produksi beras nasional, maka dapat menurunkan harga beras. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) surplus produksi beras tahun 2024 baru akan terjadi Maret 2024 hingga mencapai 0,97 juta ton. 

Dia memastikan, pihaknya juga terus melakukan upaya lain untuk mengendalikan harga beras. Seperti menyalurkan beras murah Bulog atau SPHP, melaksanakan Gerakan Pangan Murah dan penyaluran bantuan pangan.