Kawasan Industri Batang Tumbuh Pesat, Investasi Capai Rp 18,7 Triliun


Jakarta, MI - PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) terus menunjukkan kemajuan pesat dalam pengembangan kawasan industrinya. Hingga Desember 2024, sebanyak 28 perusahaan telah memutuskan untuk membangun pabrik di lahan seluas 339 hektare dengan nilai investasi mencapai Rp 18,7 triliun.
Direktur Utama KITB, Ngurah Wirawan, menyampaikan bahwa dari total tersebut, baru enam perusahaan yang telah beroperasi dan menyerap hingga 5.500 tenaga kerja.
"Saat ini ada 6 perusahaan yang sudah beroperasi dan sudah menghasilkan 5.500 pekerja. Di tahun 2029 kemungkinan diproyeksikan 39.000 karyawan," katanya di Grand City Batang, Jawa Tengah, Minggu (15/12/2024).
Seiring dengan pertumbuhan kawasan industri, KITB kini meluncurkan zona komersial dan residensial. Langkah strategis ini tidak hanya memperkuat posisi KITB sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menawarkan peluang baru bagi investor untuk ikut serta dalam transformasi kawasan.
Zona baru ini dirancang untuk melayani beragam sektor, termasuk pembangunan hotel, zona edukasi, premium outlet, SPBU, lapangan golf internasional, hingga kawasan hunian premium.
"Dari properti jadi mulai tahun depan atau 2-3 tahun mendatang akan muncul gedung-gedung hotel, apartemen, shopping mall, jajaran cafe, resto di garis pantai seperti di PIK 2. Selain pabrik-pabrik yang juga terus berdiri. Jadi ini nggak nunggu dulu pabriknya banyak baru dibangun," ujarnya.
Ngurah mengungkapkan, rencana pembangunan hunian khusus untuk mendukung kenyamanan pekerja pabrik di kawasan tersebut.
Menurut Ngurah, sebagian besar tenaga kerja yang bekerja di kawasan KITB diperkirakan berasal dari luar wilayah Batang, sehingga kebutuhan hunian yang terjangkau dan dekat dengan kawasan industri menjadi prioritas.
"Orientasi kita untuk membangun rusun yang ditujukan untuk pekerja pabrik," katanya.
Topik:
kitb kawasan-industri pembangunan-pabrik batang investasiBerita Sebelumnya
Siap-siap! Prabowo Umumkan PPN 12 Persen Hari Ini
Berita Selanjutnya
Rekomendasi Saham Senin, 16 Desember 2024
Berita Terkait

Heboh 46 Nama Konglomerat Pembeli Patriot Bond, Ini Penjelasan Danantara
1 Oktober 2025 11:46 WIB

OJK: Tata Kelola Investasi Taspen dan Asabri Buruk, Return Tak Maksimal
24 September 2025 09:04 WIB

Kelangkaan BBM Nonsubsidi di SPBU Swasta, Yulian Gunhar: Pemerintah Jangan Ciptakan Ketidakpastian Iklim Investasi
18 September 2025 13:46 WIB