Harga CPO Masih Merana, Malaysia Jadi Pemicu?


Jakarta, MI - Pada perdagangan kemarin, harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) mengalami penurunan setelah kenaikan 2 hari beruntun.
Harga CPO di Bursa Malaysia untuk kontrak pengiriman Maret ditutup di MYR 4.546/ton pada Kamis (26/12/2024). Melemah 0,26% dibandingkan posisi penutupan sebelum libur Hari Natal.
Koreksi ini terjadi setelah harga CPO naik pada perdagangan Senin (23/12/2024) dan Selasa (24/12/2025). Jadi dalam sepekan terakhir, harga CPO masih mencatat kenaikan 1,42$ secara point-to-point.
Kabar dari Malaysia (produsen CPO terbesar kedua di dunia) menjadi pemberat gerak harga. Sejumlah perusahaan kargo memperkirakan ekspor CPO Negeri Harimau Malaya pada 1-25 Desember turun tipis 1,1-4% dibandingkan periode yang sama bulan sebelumnya.
Lebih lanjur, kemarin nilai tukar mata uang ringgit Malaysia menguat 0,38% terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Saat ringgit terapresiasi, CPO menjadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lainnya.
Dari perspektif teknikal pada kerangka waktu harian (daily time frame), harga CPO saat ini masih berada di zona bearish. Hal ini terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang berada di level 39. RSI di bawah 50 mengindikasikan bahwa suatu aset berada dalam tren bearish.
Sementara itu, indikator Stochastic RSI menunjukkan angka 22, yang berada di area jual (short) dan hampir mencapai kondisi jenuh jual (oversold).
Dengan kondisi tersebut, harga CPO berpeluang mengalami kenaikan. Target resisten ada di MYR 4.604/ton yang merupakan Moving Average (MA) 10. Jika tertembus, maka MA-20 di MYR 4.812/ton bisa menjadi target berikutnya.
Di sisi lain, target support terdekat adalah MYR 4.399/ton. Apabila level ini tertembus, ada risiko harga CPO turun lebih dalam hingga MYR 4.171/ton.
Topik:
minyak-sawit-mentah cpo bursa-malaysia