Harga Minyak Sawit (CPO) Merosot di Penutupan 2024

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 31 Desember 2024 15:59 WIB
Harga Minyak Sawit Mentah (crude palm oil/CPO) Melemah pada Perdagangan Terakhir Tahun 2024 (Foto: Ist)
Harga Minyak Sawit Mentah (crude palm oil/CPO) Melemah pada Perdagangan Terakhir Tahun 2024 (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) kembali mencatat pelemahan pada perdagangan terakhir tahun 2024, Selasa (31/12/2024). Kondisi ini menandai penurunan selama dua hari berturut-turut di tengah volume perdagangan yang lesu menjelang libur akhir tahun.

Hingga pukul 14.34 WIB, kontrak berjangka (futures) CPO di Bursa Malaysia Derivatives turun 1,63 persen ke level MYR4.477 per ton. Penurunan ini mencerminkan tren yang lebih besar, dengan harga CPO diperkirakan mencatat penurunan sekitar 10 persen sepanjang bulan Desember, membalikkan tren kenaikan dari bulan-bulan sebelumnya.

Mengutip laporan Trading Economics, pelemahan ekspor sepanjang Desember menjadi salah satu penyebab utama turunnya sentimen pasar. Berdasarkan survei kargo, pengiriman minyak sawit dari Malaysia tercatat turun antara 1,1 persen hingga 4 persen selama periode 1-25 Desember, dibandingkan dengan periode yang sama di bulan November.

Faktor lain yang berkontribusi adalah aksi ambil untung oleh para trader setelah harga CPO sempat menyentuh level tertinggi lebih dari dua tahun di MYR5.200 pada November. 

Meskipun mengalami penurunan di akhir tahun, harga minyak kelapa sawit mentah (CPO) diperkirakan akan mencatatkan kenaikan signifikan sekitar 21 persen sepanjang 2024. Kenaikan ini diprediksi menjadi titik balik setelah tren penurunan dua tahun berturut-turut.

Kenaikan ini didorong oleh permintaan global yang menguat dan produksi yang terbatas di negara produsen utama seperti Indonesia dan Malaysia.

Produksi CPO sendiri tetap terkendala oleh sejumlah faktor, termasuk usia perkebunan yang semakin tua, cuaca yang tidak menentu, serta terbatasnya ruang untuk ekspansi ke area perkebunan baru. Akibatnya, pasokan minyak sawit tetap ketat, yang semakin memengaruhi harga di pasar global. Pasar akan tutup pada Rabu (1/1/2025) untuk merayakan libur Tahun Baru.

Proyeksi Harga CPO 2025

Harga minyak kelapa sawit (CPO) diperkirakan akan tetap tinggi sepanjang 2025, didorong oleh sejumlah faktor fundamental. Produksi yang rendah di Indonesia, kebijakan biodiesel B40, serta terbatasnya pasokan minyak bunga matahari dan rapeseed menjadi pendorong utama kenaikan harga.

RHB Sekuritas memperkirakan harga CPO akan mencapai MYR4.300 per ton pada 2025, dengan rasio stok/penggunaan minyak nabati global diprediksi turun ke level terendah dalam 15 tahun. OCBC Sekuritas juga memiliki pandangan positif, menganggap kebijakan B40 akan memastikan permintaan tetap kuat dan harga tetap tinggi.

Dewan Negara Penghasil Minyak Sawit (CPOPC) memproyeksikan harga di rentang MYR4.000–4.800 per ton, didukung stagnasi produksi di Indonesia dan Malaysia.

MARC Ratings mencatat banjir di Malaysia dan ekspor terbatas dari Indonesia turut mendukung harga, yang diprediksi rata-rata MYR4.600 per ton pada 2025.

Selain itu, konflik Rusia-Ukraina yang mengganggu pasokan minyak bunga matahari serta meningkatnya permintaan biodiesel memperkuat tren positif harga CPO. Namun, dampak cuaca buruk baru akan membaik pada paruh kedua 2025, dengan produksi diperkirakan normal kembali pada 2026.

Topik:

kelapa-sawit cpo minyak-sawit-mentah harga-cpo bursa-malaysia