Harga CPO Merosot, Pasar Waswas Dampak Tarif Trump

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 9 April 2025 17:31 WIB
Kelapa Sawit (Foto: Dok MI)
Kelapa Sawit (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) kembali tergelincir pada Rabu (9/4/2025), memperpanjang tren pelemahan sejak awal April. Sentimen negatif pasar makin menguat seiring memanasnya ketegangan dagang antara dua raksasa ekonomi dunia, Amerika Serikat dan China.

Berdasarkan data Bursa Malaysia Derivatives, kontrak berjangka CPO turun 0,86 persen ke posisi MYR4.151 per ton pada pukul 16.35 WIB. Ini menjadi sinyal lanjutan dari tekanan jual yang terjadi di pasar global sejak awal bulan.

Mengutip Trading Economics, Presiden AS Donald Trump menegaskan bakal tetap memberlakukan tarif tinggi bahkan mencapai 104 persen terhadap produk-produk asal China mulai hari ini. Ia menuduh Beijing salah menangani situasi ini.

Sementara itu, pelaku pasar menanti data bulanan dari Malaysian Palm Oil Board (MPOB) pekan ini, dengan proyeksi Reuters yang memperkirakan stok Maret naik untuk pertama kalinya dalam enam bulan, sementara produksi meningkat 10,3 persen menjadi 1,31 juta ton.

Di Indonesia, sebagai produsen utama, rencana penyesuaian pajak ekspor minyak sawit mentah untuk mengimbangi tarif AS menimbulkan kekhawatiran akan meningkatnya pasokan global, yang berpotensi menekan harga dan memperketat persaingan dengan Malaysia.

Sementara itu, harga minyak mentah turun ke level terendah dalam empat tahun akibat pasokan yang melimpah dan permintaan yang melemah.

Di India, impor minyak sawit pada Maret naik 13,2 persen secara bulanan, namun masih di bawah rata-rata normal. Tekanan lebih lanjut tertahan oleh data kargo yang menunjukkan ekspor Maret meningkat 0,4 persen menjadi 3,92 juta ton.

Proyeksi Mingguan

Analis pasar David Ng memperkirakan harga kontrak berjangka CPO akan cenderung melemah dalam sepekan ke depan, sejalan dengan meningkatnya tekanan jual di pasar komoditas global.

Menurutnya, keputusan Amerika Serikat untuk menerapkan tarif baru serta penurunan harga minyak kedelai turut menjadi faktor yang membebani pergerakan harga minyak sawit dalam waktu dekat.

"Permintaan yang lebih rendah dari pasar AS, ditambah dengan pelemahan musiman dari India dan China, akan membebani sentimen," tuturnya.

"Kami memperkirakan harga bergerak dalam kisaran MYR4.100 hingga MYR4.400 per ton," kata Ng kepada Bernama.

Sementara itu, Jim Teh, trader senior minyak sawit dari Interband Group of Companies, memperkirakan harga CPO akan bergerak dalam rentang MYR3.800 hingga MYR3.900 per ton. Ia menilai pasar masih berhati-hati menyikapi kebijakan tarif baru dari Amerika Serikat.

Meski demikian, Teh menekankan bahwa ketersediaan fisik CPO saat ini masih stabil, tanpa indikasi kekurangan pasokan yang signifikan.

"Kami menantikan laporan posisi stok dari MPOB untuk kinerja industri Maret 2025, yang akan dirilis pada 10 April 2025," tutup Teh.

Topik:

sawit cpo harga-cpo