Harga CPO Terus Merosot, Kenaikan Produksi jadi Ancaman Baru


Jakarta, MI - Harga kontrak Crude Palm Oil (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives (BMD) kembali tergelincir pada Rabu (7/5/2025), tertekan oleh kekhawatiran pasar terhadap lonjakan produksi dan meningkatnya stok global yang menekan prospek harga komoditas ini.
Berdasarkan data BMD, kontrak berjangka CPO untuk pengiriman Mei 2025 ditutup melemah 70 Ringgit Malaysia ke level 3.725 Ringgit per ton. Sementara kontrak Juni 2025 ikut merosot dengan koreksi yang sama sebesar 70 Ringgit ke posisi 3.732 Ringgit per ton.
Selain itu, kontrak berjangka CPO Juli 2025 turun 64 Ringgit Malaysia menjadi 3.728 Ringgit per ton. Kontrak berjangka CPO Agustus 2025 juga melemah sebesar 58 Ringgit Malaysia ke level 3.734 Ringgit per ton.
Sedangkan untuk kontrak berjangka CPO September 2025 melemah 46 Ringgit Malaysia menjadi 3.741 Ringgit per ton. Kontrak berjangka CPO Oktober terkoreks i37 Ringgit Malaysia menjadi 3.751 Ringgit per ton.
Menurut laporan Bernama, pedagang minyak sawit David Ng menilai bahwa tekanan akibat terus meningkatnya produksi masih menjadi hambatan utama bagi sentimen pasar.
“Kami melihat harga CPO berada di support 3.650 Ringgit Malaysia per ton dan resistance 3.900 Ringgit Malaysia per ton,” katanya.
Sementara itu, Kepala Riset Komoditas di Sunvin Group yang berbasis di Mumbai, Anilkumar Bagani menyebut bahwa harga CPO justru tidak merespons positif penguatan harga minyak kedelai Chicago Board of Trade (CBoT) selama sesi perdagangan Asia berlangsung.
“Pada titik ini, kami mungkin melihat sedikit risiko penurunan harga, tetapi pembelian dengan harga diskon bisa terjadi pada saat yang bersamaan,” tandasnya.
Topik:
sawit minyak-sawit cpo harga-cpo