Harga CPO Naik usai Didongkrak Minyak Kedelai


Jakarta, MI - Harga minyak sawit mentah (CPO) menguat pada awal pekan ini, mematahkan tren pelemahan dua hari berturut-turut. Sentimen positif datang dari dua arah sekaligus: penguatan harga minyak kedelai sebagai komoditas pesaing, serta melemahnya nilai tukar ringgit Malaysia.
Pada perdagangan Senin (19/5/2025), kontrak acuan CPO untuk pengiriman Agustus di Bursa Malaysia Derivatives melonjak 1,86 persen ke level MYR3.883 per metrik ton pada pukul 15.43 WIB.
Sementara itu, harga minyak kedelai sebagai komoditas substitusi juga turut menguat. Kontrak minyak kedelai paling aktif di Dalian naik 0,46 persen, dan di Chicago Board of Trade (CBoT) tercatat naik 0,14 persen.
Namun, berbeda dengan pergerakan CPO, kontrak minyak sawit di Dalian justru sedikit melemah 0,05 persen.
Minyak sawit cenderung mengikuti pergerakan harga minyak nabati lainnya karena bersaing dalam pangsa pasar global minyak nabati.
Nilai tukar ringgit Malaysia, mata uang utama perdagangan minyak sawit tercatat melemah 0,37 persen terhadap dolar AS, membuat harga minyak sawit menjadi lebih murah bagi pembeli dengan mata uang asing.
Harga minyak mentah dunia bergerak stabil karena para investor menantikan perkembangan negosiasi nuklir antara Iran dan AS, serta menunggu rilis data ekonomi utama dari China untuk menilai dampak ketegangan dagang terhadap permintaan komoditas.
Adapun pelemahan harga minyak mentah bisa membuat minyak sawit menjadi pilihan yang kurang menarik sebagai bahan baku biodiesel.
Di sisi lain, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) meminta pemerintah untuk menunda rencana kenaikan pungutan ekspor minyak sawit.
GAPKI menilai, kebijakan ini dapat menurunkan daya saing industri sawit nasional, apalagi di tengah ketidakpastian perdagangan global akibat tarif AS dan ketegangan geopolitik
Topik:
sawit minyak-sawit-mentah cpo harga-cpo