Mahfud MD Ungkap Tiga Cabang Radikalisme

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 21 Agustus 2022 16:43 WIB
Jakarta, MI - Menkopolhukam, Mahfud MD menyebut pemerintah Indonesia menganggap bahwa terorisme merupakan musuh manusia. "Hari ini kami melaksanakan acara yang nasional dan juga sedang juga dibuat secara internasional itu hari internasional tentang korban-korban terorisme. Pemerintah Indonesia menganggap bahwa terorisme itu musuh semua manusia terorisme tidak punya agama," ujar Mahfud dalam konferensi pers, Minggu (21/8/2022). Oleh karena itu, pemerintah melakukan langkah-langkah tegas terhadap gerakan terorisme untuk melindungi nyawa manusia dan hak untuk beragama. "Bentuk-bentuk langkah yang dilakukan oleh pemerintah antara lain membuat UU No 5 tahun 2018 yang kemudian dilengkapi dengan adanya institusi-institusi yang untuk melakukan kontra radikalisasi dan deradikalisasi serta pembinaan BNPT yang melakukan penindakan ada Densus 88," ucap Mahfud. "Kemudian yang menyantuni para korban juga sekaligus melakukan pemulihan bersama BNPT adalah LPSK. Dan kita semua harus waspada melalui peringatan hari ini pemerintah mengajak kita semua untuk selalu waspada dan kewaspadaan itu harus dinilai dari cara menangani radikalisme karena radikalisme itu lah yang menjadi dasar terorisme," sambungnya. Kemudian, menurut Mahfud radikalisme terbagi menjadi tiga cabang. Salah satunya adalah bentuk sikap-sikap anti perbedaan. Kemudian yang kedua adalah bentuk wacana dalam mempengaruhi mindset agar ideologi dan konstitusi negara diubah. "Ketiga radikalisme yang ekstrim, yang kita peringati hari ini korban-korban terorisme. Jadi terorisme bagian terkeras dari radikalisme dan pemerintah sudah menyiapkan semua perangkat instrumen hukum dan institusi untuk menangani ketiga cabang tersebut," kata Mahfud. Diketahui, peringatan korban terorisme tahun ini mengusung tema 'Surviving Terorism The Power of Memories'. Tema ini dipilih sebagai bentuk kekuatan mengenang dalam mengikat dan menghubungkan rasa solidaritas dengan para korban. "Namun perlu kita sadari bahwa mengenang saja tidak cukup, aksi terorisme telah memberikan dampak yang mendalam bagi korban. Bahkan sebagian besar hanya dapat pulih dan mampu mengatasi trauma mereka melalui dukungan multidimensi jangka panjang termasuk fisik, psikologis, sosial dan finansial," ungkap Mahfud. "Pada kesempatan ini izinkan saya atas nama pemerintah Republik Indonesia kembali menyampaikan duka cita yang mendalam dan mendoakan semoga para korban yang meninggal dunia diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa. Semoga para penyintas maupun keluarga korban dapat menghadapi musibah tersebut dengan tabah dan melaluinya dengan penuh harapan," sambungnya. Dalam acara ini turut dihadiri oleh Kepala BNPT, Komjen Boy Rafli Amar, Ketua LPSK Hasto Atmojo Suroyo dan United Nations Resident Coordinator (UNRC) for the Republic of Indonesia mewakili Sekjen PBB Valerie Juliand.