Terungkap! Inilah Ucapan Terakhir Icha Sebelum Dibunuh Rudolf Tobing

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 23 Oktober 2022 10:42 WIB
Jakarta, MI - Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya membeberkan fakta sebelum Ade Yunia Rizabani atau Icha (36) tewas dibunuh oleh temannya sendiri bernama Christian Rudolf Tobing (36). Icha diajak untuk melakukan siaran podcast bersama di kamar apartemen. "Pada saat perjalanan (ke apartemen), pelaku menskenariokan bahwa podcast mereka akan begini-begini. Di situ pelaku mulai melancarkan skenario bahwa akan ada sponsor dari kalung kesehatan, korban pun setuju," kata Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi kepada wartawan, Sabtu (22/10). Diketahui, Icha tewas dibunuh di salah satu kamar apartemen daerah Cempaka Putih, Jakarta Pusat, pada Senin (17/10). Pembunuhan yang diduga dilakukan pendeta muda dibawah pendeta Gilbert Lumoindong dari GIB ini cukup mulus, dikarenakan membunuh tanpa si korban bersuara. "Pelaku men-searching lagi bagaiman cara membunuh orang supaya tidak bersuara. Itu dipelajari selama tiga hari," kata Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Indrawienny Panjiyoga kepada wartawan, Sabtu (22/10/2022). Indrawienny Panjiyoga menambahkan, setiba di kamar apartemen, Rudolf berdalih, untuk materi promosi podcast mereka, Icha harus berpura-pura menjadi korban penculikan. Dia minta tangan korban diikat. Tanpa curiga kepada Rudolf, Icha langsung mengikuti kemauan tersangka. "Pada saat di TKP, pelaku berbincang masalah podcast, lalu menyampaikan ke korban bahwa nanti promosinya itu seakan-akan ada korban itu adalah korban penculikan. Jadi pelaku mengikat korban dengan kabel ties dan disetujui korban," jelasnya. Pada saat kaki dan tangan terikat, tambah dia, pelaku langsung berbicara dengan korban sebenarnya pelaku membohongi korban. Dalam kasus ini, Polisi menyebutkan bahwa terdapat dua orang yang menjadi target pembunuhan oleh pelaku Christian Rudolf Tobing (36) selain dari korban AYR alias I (36). Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi mengungkapkan bahwa target utama dari pelaku adalah seorang pria berinisial H. “Ada calon target yang atas nama H ini merupakan dulunya kawan pelaku. Tapi ada berselisih paham sehingga bermusuhan dengan pelaku,” ujar Hengki kepada wartawan, Sabtu (22/10). Ketidaksenangan pelaku terhadap H bertambah setelah mengetahui bahwa H dan korban I berada dalam satu lingkaran pertemanan yang sama. “Pelaku melihat media sosial dan melihat foto-foto di media sosial bahwa calon korban atas nama H, I, dan S masih bersama saat merayakan Natal ataupun kegiatan-kegiatan lain secara bersama. Pelaku merasa lebih sakit hati lagi dan berniat untuk menghabisi ketiganya,” ungkap Hengki. Diberitakan sebelumnya, beredar di media sosial rekaman CCTV yang memperlihatkan pelaku pembunuhan berinisial CRT membawa mayat korban di dalam sebuah bungkusan dengan menggunakan troli di salah satu apartemen di Jakarta.