Tak Diketahui Keberadaannya, Bareskrim Bakal Tetapkan Ismail Bolong DPO

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 29 November 2022 13:24 WIB
Jakarta, MI - Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri bakal memasukkan nama Ismail Bolong ke Daftar Pencarian Orang (DPO) apabila tak kooperatif menjalani proses hukum terkait kasus tambang ilegal di Kalimantan Timur (Kaltim). "Ya nanti kita lihat kalau misalnya tidak kooperatif sama sekali kita lengkapi pembuktian nanti kita DPO-kan," kata Direktorat Tindak Pidana Tertentu (Dir Tipiter) Bareskrim Polri Brigjen Pipit Rismanto kepada wartawan, Selasa (29/11). Namun hingga saat kini, diketahui Ismail Bolong belum hadir memenuhi panggilan penyidik. Pipit pun menekankan, pihak Bareskrim tak akan segan untuk mengajukan pencekalan terhadap Ismail Bolong, jika terus mangkir dalam panggilan penyidik Bareskrim. "Iya bakal dicekal. Sementara DPO dulu ya tapi," ujarnya. Dirinya pun menuturkan, Ismail Bolong sendiri sampai dengan saat ini, belum diketahui keberadaannya pasca-video soal tambang ilegal viral. "Iya kan sejak viral video itu beliau (Ismail Bolong) tidak diketahui keberadaannya," pungkas Pipit. Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebut keberadaan Ismail Bolong sedang dicari. Tim yang diturunkan mencari Ismail Bolong yakni dari Polda Kaltim dan Mabes Polri. "Ismail Bolong sekarang tentunya tim yang mencari, baik dari Kaltim maupun dari Mabes, ditunggu saja," kata Listyo di Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Sabtu (26/11). Video Ismail Bolong sempat beredar di media sosial. Dirinya mengaku melakukan pengepulan dan penjualan batu bara ilegal tanpa izin usaha penambangan (IUP) di wilayah hukum Kaltim, dengan keuntungan sekitar Rp 5 miliar hingga Rp 10 miliar setiap bulan. Ismail juga mengklaim sudah berkoordinasi dengan petinggi Polri dengan memberikan uang sebanyak tiga kali. Kemudian adapun dalam video keduanya, Ismail memberi klarifikasi yakni permohonan maaf kepada Kabareskirm Komjen Pol Agus Andrianto atas berita yang beredar. Dia mengklarifikasi bahwa dirinya tak pernah berkomunikasi dan tak pernah memberikan uang kepada jenderal bintang tiga itu.