Curhatan Seorang ASN Ketirnya Diperiksa KPK: Sekalipun Kita Benar, Dengkul Bergetar 

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 7 Juni 2023 10:41 WIB
Jakarta MI - Kisah ini hanya sebuah catatan dari cuplikan curhat (curahan hati-red) seseorang terperiksa KPK. Sebut saja namanya Dewi (karena dia tak ingin namanya dipublikasi-red). Dewi adalah seorang pejabat dilingkup pemprov DKI Jakarta. Dia pejabat eselon III yang baru baru ini sempat "terseret" dalam derasnya pemberitaan dugaan korupsi di instansinya. Mungkin tidak banyak yang tahu kalau pihak KPK memeriksa intensif kasus yang menyita perhatian publik ini. Bahwa dari Kuningan markas KPK berkantor pernah menyatakan akan menerima semua masukan dari masyarakat dan menelaahnya hingga menentukan ada tidaknya unsur pidana korupsi untuk ditindaklanjuti kepenyidikan. Dengan kata lain perihal kasus yang dialami Dewi ini samar-samar tidak pernah terpublikasi siapa saja yang pernah diperiksa atau dimintai keterangannya. Dewi yang ditemui Monitor Indonesia dikantornya, Selasa (6/6) sore mengisahkan betapa bergetarnya jantungnya juga lututnya tiap kali dipanggil dan dimintai keterangan oleh penyidik KPK diruangan pemeriksaan yang dilengkapi kamera tersebut. "Sejak awal mencuat kasus ini kepublik, saya sudah firasat ini akan diperiksa KPK atau Aparat Penegak Hukum (APH). Tapi dengan keyakinan lahir bathin saya tidak merasa punya niat untuk perbuatan tercela memanfaatkan anggaran yang sangat besar tersebut. Sejak awal saya sudah ketakutan ketika menerima penugasan menjalankan tugas mulia tersebut," kisah Dewi dengan mata sembab berair meneteskan air mata. "Selain anggarannya yang sangat besar, program inipun urusannya kemanusiaan. Sehingga tiap saat saya mohon petunjuk dan kekuatan dari sang khalik, Tuhan Yang Maha Kuasa," tambahnya. Dewi mengaku sudah tiga kali diperiksa, bahkan handphone-nya sempat disadap. "Abang tau gak? Sekalipun saya yakin dan sangat percaya dengan aparat penegak hukum akan bekerja objektif dan mampu mendeteksi mensrea, tetapi tetap saja hingga tiga kali saya dipanggil, diperiksa berjam jam di KPK hingga semua (dua) hp saya dicloning dan disadap untuk mengecek semua percakapan saya di hp" Jantung dan lutut saya serasa mau copot dan bergetar terus," jelas Dewi. "Alhamdulillah, setelah melalui semua proses itu. Sekarang ini baru saya bisa lega. Keluarga saya yang semula khawatir saya salah langkah kini bisa bernafas lega. Kami bersyukur dan saya bertekad akan terus berupaya menjadi pribadi yang lebih baik lagi," lanjutnya. Menurut Dewi, hal ini merupakan ujian terberat yang pernah dia alami. "Ujian berat kemarin itu menjadi spirit dan penyemangat saya untuk terus mengabdi hingga nantinya purna bakti," demikan Dewi menutup curhatannya. (Sabam Pakpahan)

Topik:

KPK ASN