Firli Bahuri Ingin Selamat dari Kasus Pemerasan SYL Lewat Persembahan Tangkap Harun Masiku, Tawar-menawar!

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 17 November 2023 15:33 WIB
Ketua KPK, Firli Bahuri (Foto: MI/Aan)
Ketua KPK, Firli Bahuri (Foto: MI/Aan)

Jakarta, MI - Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) menilai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri saat ini tak henti melakukan hal-hal yang bersifat narasi, bersifat retorika dalam penangkapan buronan kasus dugaan suap sekaligus calon legislatif PDI Perjuangan (PDIP) Harun Masiku (HS).

"Hanya berkata ini dan itu tapi tidak pernah ada hasil. Semestinya beliau bukan mengumumkan menandatangani surat penangkapan, tapi mengumumkan telah ditangkapnya Harun Masiku," ujar Koordiantor MAKI Boyamin Saiman kepada Monitorindonesia.com, Jum'at (17/11).

Menurutnya hal itu lebih hebat, pasalnya Harus Masiku sudah sejak lama masuk dalam red notice. "Tapi kenapa sampai saat ini belum juga ditangkap. Ini masalahnya bukan soal hebat atau tidak hebatnya, tapi tidak mampu karena tidak mau. Ini retorika yang selalu dibangun Firli Bahuri," lanjut Boy sapaanya. 

Selain itu, Boy menilai pernyataan segera tangkap Harun Masiku oleh Firli Bahuri yang saat ini terseret kasus dugaan pemeresan mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) itu sebagai bagian bargaining atau tawar-menawar daripada untuk nyari selamat dari kasus itu.

"Ini bagian daripada bargaining untuk selamat dari kasus dugaan pemerasan SYL, karena konstelasi politik kita tahu semua, dulu berteman sekarang pecah kongsi dan namanya Firli Bahuri ingin nyari selamat kepada pihak yang berkuasa. Ya dengan cara memberikan persembahan yaitu menangkap Harun Masiku," beber Boy.

Padahal, tambah Boy, itu baru akan menangkap, nyatanya tidak ditangkap juga. "Artinya itu dugaan persembahan daripada pak Firli Bahuri untuk mencari selamat kepada pihak yang berkuasa. Karena kita tahu ini bahwa konstelasi politiknya demikian," beber Boy.

Menurut Boy, hal ini juga merupakan orkestra yang ingin dimainkan Firli Bahuri, sarusnya tidak dianggap lagi karena nyatanya hanyalah retorika.

Untuk itu, Boy meminta kepada KPK untuk tidak terjebak retorika Firli Bahuri itu. Jika memang bisa tangkap Harun Masiku, tangkap saja dan jangan jadikan ini urusan sandera ataupun suatu penyelamatan.

Dan misalnya, Polri mengetahui keberadaan Harun Masiku, tangkap saja dan segera disidangkan. "Kepada KPK kalau memang berani untuk sidang in absenstia saja, kalau Harun Masiku nyatanya tidak ditangkap, jangan ikuti kata pak Firli," ungkap Boy.

"Pimpinan KPK yang lain harus berani memutuskan bahwa untuk Harun Masiku disidangkan in absenstia karena orangnya nyatanya tidak ada dan segera dituntaskan, tidak dijadikan sandera-sandera politik," imbuh Boy.  (Ald)