Pasca Diputari Konvoi Brimob, Kejagung Perketat Pengamanan dengan Tambahan dari TNI

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 25 Mei 2024 11:45 WIB
Kendaraan Brimob mengelilingo Gedung Kejaksaan Agung (Foto: Dok MI)
Kendaraan Brimob mengelilingo Gedung Kejaksaan Agung (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Kejaksaan Agung (Kejagung) memperketat pengamanan pasca diputari konvoi Brimob pada Senin (20/5/2024) malam. 

Berdasarkan video yang diterima Monitorindonesia.com, iring-iringan itu terdiri dari dua mobil rantis dengan dikawal lebih dari 20 motor trail.

Mereka terlihat berboncengan memakai seragam lengkap dengan senjata laras panjang. Konvoi memutari gedung Kejagung  dari Jalan Bulungan ke arah Jalan Panglima Polim kawasan Blok M sebanyak lebih dari tiga kali. Sirine menyala sepanjang perjalanan. 

Puluhan personel Brimob itu berkendara dengan kecepatan cenderung pelan. Setelah peristiwa itu, Kejagung memperketat pengamanan dengan menambah personel keamanan dari TNI. 

Anggota Polisi Militer (PM) maupun Angkatan Darat pun akhir-akhir ini terlihat bersiaga di sekitar Gedung Kartika, tempat Jampidsus Febrie Ardiansyah berkantor. Lebih dari tiga mobil dinas PM Angkatan Laut berjaga-jaga di gerbang sebelah barat kompleks Kejagung yang berada di Jalan Bulungan.

Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Ketut Sumedana mengatakan, penebalan pengamanan itu dilakukan karena Kejagung saat ini sedang menangani perkara-perkara besar.

“Peningkatan keamanan biasa-biasa saja itu kan. Kita lagi menangani perkara gede, eskalasi pengamanan harus kita tingkatkan," kata Ketut dikutip pada Sabtu (25/5/2024).

Sementara itu, Dansat Brimob Polda Metro Jaya Kombes Gatot Mangkurat Putra mengaku, anak buahnya tengah melakukan pengamanan di sejumlah vihara. 

Memang saat itu untuk pengamanan terkait Hari Waisak. Menurutnya tidak ada urusan dengan pihak Kejagung. “Enggak ada. Ngarang aja. Ya enggak lah. Apa kepentingan kita ke Kejagung (Kejaksaan Agung),” katanya.

Adapun Febrie Adriansyah diduga dikuntit oleh anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri di salah satu restoran di Cipete, Jakarta Selatan pada pekan lalu.

Dari enam anggota Densus 88 yang diduga terlibat, Polisi Militer yang melekat mengamankan Jampidsus berhasil menangkap satu penguntit yakni Bripda IM.

Saat itu, ia diduga menyamar sebagai pegawai perusahaan pelat merah (BUMN) berinisial HRM. Berdasarkan informasi yang diterima, saat ini ia sedang menjalankan misi “Sikat Jampidsus”.

Tampang Anggota Densus 88 Penguntit Jampidsus Febrie Adriansyah

Tak sendirian, IM diduga menjalankan misi tersebut bersama lima orang lainnya yang dipimpin seorang perwira polisi berpangkat menengah. Namun saat itu hanya IM yang berhasil ditangkap petugas Jampidsus.

Menanggapi hal ini, Lembaga Pengawasan, Pengawalan, dan Penegakan Hukum Indonesia (LP3HI) mendesak Mabes Polri untuk mengusut aksi yang diduga dilakukan para anggota Densus 88 itu.

Tak cuma melakukan pengusutan, kata Wakil Ketua LP3HI Kurniawan Adi Nugroho, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga harus memberikan sanksi tegas terhadap para personelnya yang nekat melakukan dugaan intimidasi terhadap Jampidsus-Kejagung. 

Karena, menurut dia, bukan cuma melakukan dugaan intimidasi, sejumlah personel yang diduga anggota Densus 88 juga nekat melakukan penguntitan aktivitas pribadi Jampidsus Febrie Adriansyah.

"Yang ditangkap oleh PM (Polisi Militer), tim pengawalan (Jampidsus) diduga adalah anggota Densus 88. Maka harus dilacak apakah yang bersangkutan bergerak sendiri, atau ada perintah dari perwira yang pangkatnya lebih tinggi," kata Kurniawan, Jumat (24/5/2024).

Baik di internal Densus 88 sendiri, ataupun ada kemungkinan dari satuan lain. Dan apakah ada perannya dalam kasus tipikor (tindak pidana korupsi) tambang, yang saat ini dalam penanganan di Jampidsus-Kejakgung,” imbuhnya.