Aktivis Minta Sahroni Mundur dari Anggota DPR: "Omongan Lancang, Tak Layak"!

Albani Wijaya
Albani Wijaya
Diperbarui 30 Agustus 2025 19:34 WIB
Anggota Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni (Foto: Istimewa)
Anggota Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni (Foto: Istimewa)

Jakarta, MI- Kegaduhan di Bulan Agustus, terjadi akibat ulah anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI yang arogansi terhadap kedudukan mereka tanpa timbang keresahan rakyat. 

"Demo berjilid-jilid dimulai tanggal 25 Agustus hingga kini, imbas dari ulah DPR RI yang barbar dalam berucap, tak pandai menjaga etika publik" Kata Aktivis Jakarta Ardian Lohia, Sabtu (30/8/2025). 

Kondisi bangsa Indonesia semakin disintegrasi, moral pejabat makin morosot, rakyat pun ikut geram dengan kondisi ini, sehingga tak ada kata yang patut diucap selain kata lawan. 

Mereka di parlemen hanya mewakili kepentingan rakyat, bukan kadualatan rakyat.

Kedaulatan hak mutlak milik rakyat, sehingga jika kedaulatan itu tergusur oleh kerakusan kekuasaan maka pantas untuk mengobarkan bendera perlawanan

"Kita pemegang kedaulatan di Republik Indonesia. Vox Populi Vox Dei, suara rakyat adalah suara Tuhan" ujar Ardian. 

Diperkirakan isu horizontal ini akan terus bergulir, akan menjadi bola salju sewaktu-waktu akan berubah menjadi bomeerang dari pada ulah mereka itu. Entah kapan itu akan terjadi? 

Kondisi hari, menghampiri krisis moneter 98 dimana kurs dolar makin naik, kebutuhan dapur ibu-ibu makin mahal, pekerjaan sulit didapat dan moral para pejabat makin oportunis. 

Parahnya, demo pada 28 Agustus, seorang pengemudi ojek online (Ojol) yang tengah mencari nafkah untuk keluarganya menjadi korban arogansi tirani, aparat bukan lagi pengayom, pelindung tetapi menjadi alat tangan kekuasaan. 

Akibatnya, kemarahan rakyat makin memuncak, pergeseran isu dari bubarkan DPR kini menjadi kriminalisasi aparat terhadap ojol. 

Terlihat, demo dimana-mana, jakarta menjadi pemantik amarah rakyat yang melawan, merembes ke semua daerah. 

Teriakan revolusi menggemah dibawah awan mendung yang menyelimuti kota yang sedang rusuh. 

Tak sampai disitu, di timur Indonesia teriakan yang sama pun bergema, kabarnya di Provinsi Sulawesi Selatan, Kota Makassar, gedung DPRD dibakar oleh masa aksi hingga kantor Kejaksaan pun tak luput dari amukan massa. 

Hal yang sama terjadi di kota kota besar yang ada di pulau Jawa, seperti kota bandung, surabaya dan kota kota lain yang ada di Indonesia. 

Mengutip pernyataan mantan Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) bahwa kondisi Negara Indonesia sedang dilanda strategis propaganda luar, yang memanfaatkan kaki tangan mereka di indonesia. 

Jika ini memang benar, posisi Indonesia dalam bidikan kehancuran, pemerintah harus siaga satu dalam meredah amarah ini. 

DPR yang menyumbang kesalahan terbesar mereka yang disorot oleh publik segera dipecat sebagai keanggotaan DPR. Partai harus segera bertindak, dengan dalih keamanan Negara. 

"Berharap bahwa para ketua partai memiliki jiwa kenegarawanan agar kader-kadernya yang membuat kegaduhan diberikan sangsi sosial mulai dari PAW dan pemecatan menjadi kader partai" ungkap Ardian. 

"Kita semua berharap bapak Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto segera mengambil sikap yang tegas dan terukur dalam menangani segala problem yang ada di tanah air ini," harapnya.

Topik:

Ahmad Sahroni DPR RI