Pakar: Virus Omicron Tidak Lemah

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 7 Februari 2022 16:17 WIB
Monitorindonesia.com - Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan Omicron bukan varian lemah yang bisa dianggap remeh, sebab menimbulkan risiko gejala berat hingga kematian. "Omicron tidak lemah. Varian ini terkesan lemah kalau menular pada orang yang sudah memiliki imunitas, baik karena sudah divaksin atau sudah terinfeksi kemudian divaksin," kata Dicky Budiman di Jakarta, Senin (7/2/2022). Untuk itu ia mengimbau masyarakat tidak anggap remeh Omicron. Masyarakat harus memastikan diri telah mendapatkan dosis vaksin lengkap dan disiplin menerapkan protokol kesehatan. Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia itu mengatakan, banyak orang di berbagai negara menderita gejala berat karena belum vaksin. Masyarakat belum vaksin membuat penyebaran Omicron jauh lebih cepat. Ia mengatakan, mitigasi perlu ditingkatkan. "Ini bicara ketaatan kita dalam disiplin protokol kesehatan 5M, penguatan deteksi dini ditingkatkan, dan tentu akselerasi vaksinasi,” katanya. Menurut Dicky, varian Omicron memiliki risiko kematian pada sejumlah kondisi. "Pada orang yang sudah vaksinasi pun tetap ada kematian, walaupun jauh lebih kecil, apalagi belum divaksinasi, bahaya,” ujarnya dilansir Antara. Dicky juga mengingatkan protokol kesehatan 5M masih sangat relevan dan diperlukan untuk membantu penguatan fungsi atau manfaat dari vaksinasi. Selain itu, testing, tracing dan treatment atau 3T. Jika beberapa hal itu tidak dilakukan, dia menilai kecepatan penyebaran varian Omicron tidak bisa dikejar. “Yang berisiko tinggi lansia dan sebagainya, sehingga mereka jadi korban masuk rumah sakit terus meninggal, ini harus jadi perhatian penting,” katanya. Dicky mengingatkan bahwa virus ini erat kaitannya dengan perilaku masyarakat. “Jika perilaku abai, ini cepat menyebar. Karena virus tidak menyebar dengan sendirinya. Dia menyebar karena dibawa orang. Oleh karena itu harus disiplin sampai nanti divaksinasi di atas 90 persen sebetulnya,” ujarnya. Secara terpisah, ahli epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Iwan Ariawan mengatakan vaksin sangat berpengaruh dalam mengurangi risiko terjadinya Covid-19 gejala berat dan meninggal, apalagi pada lansia dan orang dengan komorbid. Iwan mengatakan kepatuhan protokol kesehatan dan kepatuhan penggunaan aplikasi PeduliLindungi saat ini menurun di masyarakat. “Kondisi ini perlu diperbaiki apalagi sekarang varian Omicron yang lebih cepat menular mendominasi. Dari segi orang yang perlu perawatan rumah sakit dan meninggal tidak separah gelombang dua saat periode Delta,” katanya. [*]

Topik:

omicron
Berita Terkait