Pemprov DKI segera Bangun RDF Plant Baru di Rorotan dan Pegadungan Mampu Olah Sampah 2.500 Ton per Hari

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 30 April 2024 14:59 WIB
Pekerja bersihkan sampah berjatuhan saat proses pengolahan refuse derived fuel (RDF) di kawasan Fasilitas Landfill Mining dan Refuse Derived Fuel Plant TPST Bantargebang, Kota Bekasi
Pekerja bersihkan sampah berjatuhan saat proses pengolahan refuse derived fuel (RDF) di kawasan Fasilitas Landfill Mining dan Refuse Derived Fuel Plant TPST Bantargebang, Kota Bekasi

Jakarta, MI - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta diminta agar segera merealisasikan pembangunan refuse derived fuel (RDF) plant baru untuk mengolah sampah perkotaan.

Penambahan RDF plant sudah direncanakan itu harus segera dilakukan. Sebab, alokasi anggaran untuk pembangunannya sudah disetujui pihak legislatif, kata Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Ida Mahmudah, di Jakarta, Selasa 30 April 2024.

Dia menjelaskan, penambahan RDF plant yang sudah direncanakan itu harus segera direalisasikan.

Sebab, alokasi anggaran untuk pembangunan sudah disetujui pihak legislatif. 

“Saya ingin pembangunan RDF skala perkotaan yang sudah dianggarkan tahun ini bisa direalisasikan sesuai target,” ujar Ida dalam keterangannya, Selasa (30/4/2024). 

Dengan penambahan RDF baru, lanjut Ida, pengelolaan sampah di Jakarta diharapkan akan lebih maksimal.

Sebab, saat ini sampah perkotaan masih ditimbun di TPST Bantargebang, Bekasi.

Pengolahan sampah itu belum berjalan secara maksimal, karena hanya memanfaatkan satu fasilitas RDF sudah beroperasi di TPST Bantargebang. 

“Kalau sampah ini bisa diselesaikan langsung di Jakarta, tentu akan lebih efektif dan efisien. Diawali dari bisa mengurangi kemacetan hingga meminimalisir biaya yang dikeluarkan,” ungkap Ida. 

Sebagai informasi, Pemprov DKI Jakarta berencana membangun dua RDF plant.

Selain di TPST Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, pada 2024. Teknologi RDF plant dianggap tidak tepat atasi masalah sampah di Jakarta.

Sementara itu, Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, mengatakan, RDF plant itu rencananya dibangun di daerah Rorotan, Jakarta Utara, dan Pegadungan, Jakarta Barat.

Sementara, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto, belum dapat memastikan kapan proses pembangunan mulai dilakukan. 

Dia hanya berharap RDF Plant di Rorotan dapat selesai dibangun pada akhir 2024.

Menurut rencana, RDF Plant Rorotan akan mampu mengolah 2.500 ton sampah per hari, menjadi bahan bakar alternatif.

Kapasitas itu setara dengan RDF Plant milik Pemprov DKI yang sudah beroperasi di Bantargebang. Bahan bakar hasil olahannya kemudian dijual ke industri manufaktur. 

"Jadi, insya Allah kalau tidak ada halangan akhir tahun ini kita punya satu lagi RDF besar dengan kapasitas 2.500 ton per hari," ujar Asep pada Kamis (7/3/2024). 

Namun untuk RDF di Pegadungan, Jakarta Barat, menurut Asep, belum jelas kelanjutan rencana pembangunannya. (Sar)