Polemik Minyak Goreng, Mendag Perintahkan Jajarannya Lakukan Pengawasan 24 Jam

Syamsul
Syamsul
Diperbarui 19 Februari 2022 14:41 WIB
Monitorindonesia.com- Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi memerintahkan untuk jajarannya melakukan pengawasan dan pemantauan pasokan minyak goreng selama 24 jam di seluruh provinsi se-Indonesia. Pasalnya, hingga kini, polemik minyak goreng masih belum menemukan titik terang. Pedagang masih banyak yang mengeluhkan pasokan minyak goreng yang minim. Hal itu agar masyarakat bisa memperoleh minyak goreng dengan harga terjangkau. "Saya telah memerintahkan Tim Kemendag untuk terus melanjutkan pengawasan dan pemantauan lapangan selama 24 jam di seluruh Provinsi agar tidak ada lagi kendala dan hambatan distribusi minyak goreng yang ditemui di lapangan, dan pasokan minyak goreng dengan harga terjangkau dapat tersedia untuk masyarakat," ujarnya, dikutip pada, Sabtu (19/2/2022). Lutfi pun sempat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah wilayah di Indonesia demi memastikan ketersediaan minyak goreng. "Kemarin, saya sudah ke Makassar. Di sana barangnya ada dan harganya terjangkau. Mestinya, di Surabaya harganya juga terjangkau. Karena ini hub daripada pengolahan dan distribusi minyak goreng," jelasnya. Dia menjelaskan, kalau sempat berdiskusi dengan pedagang yang mengeluh soal kebutuhan pokok terutama minyak goreng. Lutfi juga mengaku terkejut dengan harga minyak goreng curah di Surabaya yang lebih mahal daripada di Makassar. Dia mengatakan, kalau harga minyak goreng yang dijual di Pasar Tambak Rejo tidak masuk akal. Tak hanya mahal, barangnya pun agak susah, padahal di data Kementerian Perdagangan, pasokan minyak goreng telah terealisasi di Jawa Timur per 18 Februari 2022 sebesar 14 juta liter. Tercatat juga di Data Kementerian Perdagangan ada sebanyak 73 juta liter minyak goreng telah digelontorkan selama 4 hari terakhir untuk kebutuhan nasional. "Saya sudah memerintahkan untuk menyetok truk minyak goreng curah seharga Rp10.500 per liter untuk pedagang di pasar ini. Supaya harga yang dijual ke masyarakat tidak lebih dari Rp11.500 per liter," bebernya. Lalu, dalam waktu 1 jam, dua truk tangki minyak goreng langsung datang. Salah satu pengelola pasar pun memberi pengumuman dengan membawa pengeras suara keliling pasar. "Truk minyak goreng sudah datang, harganya Rp10.500 per liter. Sesuai perintah menteri perdagangan harga jualnya Rp11.500 per liter. Tetap jaga protokol kesehatan. Pakai masker, jaga jarak," ucapnya. Kemudian, Lutfi beserta tim Kemendag langsung sidak ke gudang distribusi, Distributor, dan Pengecer. Dari Surabaya, tim yang dipimpin Lutfi menuju Sidoarjo, Jawa Timur. Saat tiba di sebuah pabrik PT Cipta Perjasa Oleindo (CPO) di Jl Surowongso 152 Karangbong, Gedangan, Sidoarjo, salah satu distributor minyak goreng terbesar di Jawa Timur, Lutfi menemukan ribuan kardus berisi minyak goreng kemasan. Dia langsung meminta pimpinan CPO menggelontorkan stok minyak goreng kemasan dari gudangnya ke Pasar. Setelah itu, anggota Komisi VI DPR, Siti Mukaromah menyoroti aksi Mendag Lutfi. Menurutnya, butuh kerja sama dari seluruh elemen baik itu pemerintah, pelaku usaha minyak, para distribustior, penjual dan masyarakat karena semuanya berkesinambungan dan berkaitan. Siti juga mengapresiasi tindakan Mendag terhadap penerapan sanksi hukum untuk penimbun. "Sidak untuk memberikan keadilan semua pihak. sidak dengan tujuan karena ada yang menimbun kemudian pemerintah memberikan warning atau bertindak tegas saya sangat setuju karena menimbun itu merugikan masyarakat," tuturnya. (Aswan)

Topik:

minyak goreng