Ombudsman Apresiasi Keberhasilan Pemerintah Tingkatkan Produksi Beras Lokal Selama Covid-19

Syamsul
Syamsul
Diperbarui 17 April 2022 17:03 WIB
Jakarta, MI - Anggota Ombudsman Yeka Hendra Fatika menyampaikan apresiasinya atas keberhasilan pemerintah dalam upaya meningkatkan produksi beras, terutama di masa sulit yakni pandemi Covid-19 dan perubahan iklim ekstrim. Ia menilai bahwa produksi beras surplus, sehingga tidak ada impor beras umum dalam 3 tahun terakhir. "Kita seiya sekata, produksi beras surplus, tidak ada impor dan masuk akal, riil di lapangan," demikian dikatakan Yeka dalam kegiatan monitoring yang didampingi Dirjen Tanaman Pangan, Suwandi, Kepala Bulog Surakarta, Kepala Dinas Pertanian Jawa Tengah di Kabupaten Sragen, sebagaimana dikutip dari siaran pers, Minggu (17/4). Yeka menilai, dari keberhasilan menunjukkan Kementerian Pertanian (Kementan) memiliki peran yang sangat strategis, terutama memberikan pelayanan publik kepada petani. Walaupun masih ada pekerjaan rumah, di mana pelayanan kepada petani masih ada yang belum maksimal, tapi kemajuan sejauh ini sudah sangat baik. "Laporan pelayanan publik Kementerian Pertanian tahun lalu rapornya hijau. Ini harus dipertahankan dan kegiatan pelayanan kepada petani harus semakin lebih baik," tegasnya. Selain itu, Yeka juga mengapresiasi bantuan penggilingan padi atau Rice Milling Unit (RMU) yang digelontorkan Kementan. Dirinya menilai, selama empat tahun terakhir ini, bantuan dan sekaligus pembinaanya sangat bagus dan memberikan hasil yang jelas. "Penggilingan padi bantuan Kementan luar biasa, yakni ada perubahan signifikan empat tahun terakhir ini. Kalau dulu bantuan itu besi tua. Pengadaan barang dan jasa sudah sangat baik, kualitas RMU dan pengering bagus. Termasuk juga pemilihan lokasi dan penerima bantuan sekaligus ada perbaikan dalam proses pembinaannya," ungkapnya. "Saya sangat senang melihat RMU dan pengering bantuan di Sragen ini, mudah-mudahan di daerah lain juga seperti ini. Dengan adanya bantuan RMU, petani bisa menjalankan bisnis penyediaan beras dalam jumlah besar, yang awalnya dirasa kapasitas RMU bantuan besar, tapi sekarang malah maunya ditingkatkan," imbuh Yeka. Sebagai informasi, data BPS mencatat sejak tahun 2019 hingga hari ini Indonesia tidak melakukan impor beras umum alias tidak ada impor beras Bulog. Setiap tahun produksi beras surplus lebih tinggi dari kebutuhan konsumsinya, pada tahun 2019 surplus beras 2,38 juta ton, 2020 surplus 2,13 juta ton dan 2021 surplus 1,31 juta ton. (La Aswan) #ombudsman #ombudsman #ombudsman

Topik:

Beras