Kemenkes Ungkap Gejala Hepatitis Misterius yang Menyerang Anak

wisnu
wisnu
Diperbarui 7 Mei 2022 12:02 WIB
Jakarta, MI - Juru Bicara Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi mengungkap gejala hepatitis akut pada anak, yang belakangan ini mulai merebak di tanah air. Gejala yang ditemukan pada pasien-pasien ini, kata dia, adalah mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang dan penurunan kesadaran. Hepatatitis akut pada anak ini sebelumnya menyerang anak di sejumlah negara di dunia. Menurut WHO, kata Nadia, laporan tersebut datang dari negara di Eropa, Amerika dan Asia, dan belum diketahui penyebabnya sejak 15 April 2022. Pihaknya, diakui dia, sedang memverifikasi temuan empat kasus terbaru pasien probable Hepatitis akut bergejala berat pada anak yang belum diketahui penyebabnya. "Ada beberapa temuan kasus sekitar tiga hingga empat kasus, tapi masih diverifikasi," kata Nadia Tarmizi dalam keterangannya yang dikutip, Sabtu (7/5). Nadia mengatakan pasien tersebut sedang dalam perawatan intensif di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Jakarta. Menurut Nadia, spesimen pasien telah dikirim ke Laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) untuk keperluan penelitian. Pihaknya, diakui dia, tengah mendalami proses investigasi hepatitis misterius itu, yang mengakibatkan tiga pasien anak di Jakarta meninggal akibat hepatitis akut bergejala berat. "Berdasarkan hasil investigasi kontak terhadap kasus yang meninggal dunia, ketiganya datang ke fasilitas kesehatan pada kondisi stadium lanjut, sehingga hanya memberikan sedikit waktu bagi tenaga kesehatan untuk melakukan tindakan pertolongan," katanya. Berdasarkan hasil investigasi juga didapati bahwa satu kasus memiliki penyakit penyerta. “Sampai saat ini ketiga kasus ini belum bisa kita golongkan sebagai penyakit hepatitis akut dengan gejala berat tadi, tetapi masuk pada kriteria pending klasifikasi, karena masih ada pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan terutama pemeriksaan adenovirus dan pemeriksaan Hepatitis E yang membutuhkan waktu antara 10 sampai 14 hari ke depan," katanya. Perkuat Layanan [caption id="attachment_429280" align="aligncenter" width="673"] Hepatitis (ilustrasi). [foto: istimewa][/caption]Sejauh ini, pihaknya telah memperkuat fasilitas pelayanan kesehatan untuk menghadapi kasus hepatitis akut bergejala berat yang belum diketahui penyebabnya pada anak. "Penguatan fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) dengan adanya rumah sakit rujukan untuk penanganan kasus hepatitis akut yang berat seperti Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Jakarta," kata Nadia. Upaya memperkuat fasyankes di seluruh daerah merupakan langkah strategis pemerintah untuk mencegah penyebaran kasus hepatitis akut. "Termasuk pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosis pasti terkait penyebab hepatitis akut berat ini," katanya. Kementerian Kesehatan telah menunjuk Laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) sebagai laboratorium rujukan untuk pemeriksaan spesimen hepatitis akut. Selain itu, Kemenkes juga telah mengirimkan surat kewaspadaan kepada Dinas Kesehatan provinsi dan kabupaten/kota yakni Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya. Menurut Nadia diperlukan upaya peningkatan kewaspadaan, pencegahan, dan pengendalian infeksi hepatitis akut pada anak. Harapannya, setiap kasus yang memiliki gejala serupa dengan hepatitis akut misterius segera dilaporkan. Sementara, Lead Scientist kasus hepatitis akut Hanifa Oswari mengatakan masyarakat harus waspada, namun jangan panik dalam menghadapi hepatitis misterius. "Kalau sakit, terutama ada gejala saluran cerna, seperti mual, muntah, diare, sakit perut dengan demam ringan, hati-hati ini bisa mengarah ke alergi berat," katanya. Masyarakat dengan gejala tersebut diimbau segera meminta pertolongan medis untuk mengetahui apakah perlu pemeriksaan lebih lanjut atau tidak, sehingga tim medis bisa menemukan kasus sedini mungkin dan ditangani optimal. "Kemenkes dan jajaran serta para ahli sudah dikerahkan untuk bisa memecahkan masalah ini bersama-sama," katanya.