Kenaikan Kasus Covid-19 di Tanah Air Diklaim Masih di Bawah Standar WHO

wisnu
wisnu
Diperbarui 11 Juni 2022 00:15 WIB
Jakarta, MI - Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril mengklaim, kenaikan kasus Covid-19 di Tanah Air masih di bawah standar WHO. "Angka-angka itu masih di bawah standar WHO masih di bawah standar semua," ujar ujar Syahril, dalam konferensi pers yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat (10/6). Angka positivity rate Indonesia sebesar 1,15 persen, masih di bawah standar WHO, yakni lima persen. Sehingga, kenaikan kasus Covid-19 masih terkendali. Kemudian, katanya, data transmisi kasus komunitas di Indonesia juga masih rendah, yakni sebesar 1,03 kasus per 100.000 jiwa penduduk per minggu. Kenaikan kasus Covid-19 itu kurang dari 20 kasus per 100.000 jiwa penduduk per minggu. Lalu, ada 0,11 per 100.000 jiwa penduduk yang menjalani rawat inap di rumah sakit per minggu, juga masih di bawah yang ditetapkan WHO di angka lima rawat inap per 100.000 penduduk per minggu. Untuk angka kematian di Indonesia sebesar 0,01 per 100.000 penduduk per minggu, juga masih di bawah standar WHO, yakni kurang dari satu kematian per 100.000 penduduk per minggu. "Angka (kenaikan kasus Covid-19) ini menunjukkan bahwa walaupun ada kenaikan kasus pasca-lebaran, kita masih di bawah standar," tuturnya. Oleh karena itu, Syahril meminta masyarakat tidak panik meski subvarian Covid-19 Omicron BA.4 dan BA.5 muncul di dalam negeri. Varian BA.4 dan BA.5 tidak menyebabkan gejala buruk ketika menginfeksi, bahkan cenderung tak bergejala. "Kita tidak perlu panik walau saat ini ada kenaikan kasus, sebab gejalanya ringan, bahkan tidak ada gejala," ujarnya.