Insiden Lion Air Terbakar di Udara, Menhub Budi Karya Harus Bertanggung Jawab

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 27 Oktober 2022 15:13 WIB
Jakarta, MI - Pengamat Transportasi dan Kebijakan Publik, Agus Pambagio menilai insiden pesawat Lion Air dengan nomor JT330 penerbangan dari Bandara Soekarno Hatta Tangerang menuju Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Sumatera Selatan, melakukan return to base (RTB) ke Bandara Soekarno Hatta, Rabu (26/10/2022) kemarin berpotensi penerbangan Indonesia kembali diblokir oleh Uni Eropa."Penerbangan Indonesia dapat kembali di-ban oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat seperti 2007, sejak kita di-ban dari Eropa itu, yang paling utama adalah jumlah investornya. Kementerian Perhubungan yang kerjanya memeriksa pesawat itu kurang dibanding dengan jumlah pesawat yang ada, sebelum Budi Karya itu, ditambah lalu ditambahlah dari pihak-pihak TNI atau dari mana itu. Nah setelah itu zaman Budi Karya kita nggak tahu lagi," kata Agus kepada Monitor Indonesia, Kamis (27/10).Soal transportasi udara ini, tegas Agus, yang bertanggung jawab seharusnya adalah Dirjen Perubungan Udara, akan tetapi saat ini masih berstatus sebagai Pelaksana Tugas (Plt), artinya bahwa dia tidak bisa berbuat banyak."Tetapi kalau saya perhatikan sekarang kan Dirjen Perhubungan Udara masih masih Plt. Menhub Budi Karya harusnya ikut tanggung jawab dalam insiden ini. Ini sangat berbahaya, karena penerbangan udara ini adalah moda transportasi yang yang paling aman," katanya. "Apakah semua peraturan perundang-undangan dikerjakan? Penerbangannya sangat ribet. Jadi yang namanya investor, yang namanya Dirjen Perhubungan Udara itu, kalau bisa nggak tidur menerima situasi dan kondisi penerbangan," sambungnya.Misalnya, kata dia, pesawat yang belum terbang selama tiga bulan harus dilakukan pengecekan lagi untuk memastikan layak atau tidak untuk terbang. "Misalnya sudah 3 bulan belum terbang, dulu kan nggak ada yang ngecek. Makanya sekarang saya milih-milih terbang yang nggak jelas meskipun nyawa di tangan Tuhan tapi harus berupaya," ujanya.Selain itu, Agus juga mengaku bahwa banyak kawan-kawan Pilot yang juga mengeluh kelamaan jam terbang Lion Air itu."Banyak yang ngeluh pesawatnya lama, dicek nggak benar lah dan seterusnya, terbuktikan banyak yang didaftar diespos. Bahwa ada iccident-iccident yang sebetulnya kalau tidak diperbaiki pengawasannya bisa terjadi atccident," bebernya.Atas hal inilah, Agus meminta Menteri Perhubunga bertanggung jawab atas kebijakan perhubungan udara dan segera mengangkat Plt Dirjen Perhubunga Udara demi keselamatan penerbangan dan tidak terulang lagi kejadian yang serupa."Saya khawatir kalau sekarang ini, kalau Dirjen Perhubungan Udara tidak keras, sekarang masih Plt tidak segera diangkat dan bekerja dengan sangat keras, maka sangat dikhawatirkan soal keselamatan penerbangan," tegasnya.Kendati demikin, menurut Agus, bahwa pihak memeriksa insiden Lion Air dengan nomor JT330 itu adalah Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT)."KNKT harus memeriksa, kita tunggu aja dari KNKT, kalau mesinnya saya lihat dari foto yang beredar itu, sudah totalos artinya sudah harus diganti dan tidak bisa diperbaiki lagi yang terbakar itu sebelah kiri. Maksud saya sekarang mulai hari ini, Dirjen Perhubungan Udara itu melakukan pengecekan yang lebih sering lihat apa yang terjadi, cek lok-booknya apakah starpaknya sudah bisa diganti atau belum, kalau bisa diganti," ungkapnya.Agus pun kembali menegaskan, bahwa insiden semacam ini perlu diperhatikan oleh regulator jangan sampai kembali pada tahun 2007 lalu."Dirjen masih Plt dia juga tidak bisa berbuat banyak. Apakah regulator berani pada Lion Air - Lion Air itu juga kita tidak tahu. Tetapi saya rasa harus ada yang perlu dibereskan disitu. Artinya sebelum terbang, cek dengan benar apa yang saja yang bermasalah. Insiden ini jangan dianggap kecil bisa jadi accident itu. Kalau ada insiden ya kita di-baned lagi," tutupnya.Diberitakan sebelumnya, pesawat Lion Air dengan nomor JT330 penerbangan dari Bandara Soekarno Hatta Tangerang menuju Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Sumatera Selatan, melakukan return to base (RTB) ke Bandara Soekarno Hatta pada Rabu (26/10/2022).Kejadian terjadi sekitar pukul 17.13 Wib, Airnav Indonesia menerima laporan dan menangani langsung insiden pesawat Lion Air JT330 tersebut. Sekretaris Perusahaan AirNav Indonesia Rosedi menjelaskan, rute pesawat tersebut adalah dari Bandara Soekarno Hatta, menuju Palembang.Sementara itu, Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro mengungkapkan bahwa Lion Air melaksanakan penerbangan sesuai standar operasional prosedur dengan mengutamakan faktor keselamatan dan keamanan (safety first)."Lion Air penerbangan JT-330 telah dipersiapkan secara tepat. Sebelum keberangkatan, pesawat Boeing 737-800NG registrasi PK-LKK dinyatakan layak dan aman dioperasikan melalui pengecekan awal (pre flight check)," katanya saat dikonfirmasi Monitor Indonesia, Kamis, (27/10). (MI/An) #Budi Karya