Menteri Mukhtarudin Isi Materi di Sekolah Pimpinan PB HMI 2025, “Jangan Layu Sebelum Berkembang”

Rizal Siregar
Rizal Siregar
Diperbarui 3 Desember 2025 08:46 WIB
Menteri P2MI Mukhtarudin menjadi salah satu narasumber utama pada Sekolah Pimpinan (Sepim) Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) (Dok. Kemen P2MI)
Menteri P2MI Mukhtarudin menjadi salah satu narasumber utama pada Sekolah Pimpinan (Sepim) Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) (Dok. Kemen P2MI)

Jakarta, MI - Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Mukhtarudin menjadi salah satu narasumber utama pada Sekolah Pimpinan (Sepim) Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Tahun 2025 yang digelar di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, pada Selasa malam 2 Desember 2025.

Acara yang berlangsung dari 30 November hingga 5 Desember 2025 ini dihadiri langsung oleh Ketua Umum PB HMI Bagas Kurniawan, Sekretaris Jenderal PB HMI Muhammad Jusrianto, Ketua Kohati PB HMI, serta ratusan perwakilan Badan Koordinasi (Badko) HMI dari seluruh Indonesia.

Dalam materinya yang bertajuk motivasi kepemimpinan dan pembentukan karakter, Mukhtarudin mengapresiasi sistem perkaderan HMI yang sistematis, terkonsep, dan berkelanjutan.

“Saya bangga dengan PB HMI yang terus konsisten menyelenggarakan pendidikan dan sekolah kader sesuai tingkatannya masing-masing. Ini bukti HMI serius mencetak kader berkualitas,” ujar Mukhtarudin disambut tepuk tangan meriah peserta.

Menteri Mukhtarudin menyebut kader-kader HMI telah terbukti sukses di berbagai bidang mulai dari eksekutif, legislatif, birokrasi, hingga dunia usaha.

"Kesuksesan itu bukan instan. Ada proses panjang, ada tempaan, ada pendidikan yang gradual. Siapa pun punya peluang yang sama untuk sukses, asalkan punya kompetensi, ilmu, skill, dan mental tahan banting,” tegas Mukhtarudin.

Menteri Mukhtarudin kemudian menguraikan beberapa tantangan besar yang kerap dialami Generasi Z sehingga banyak di antaranya “bagaikan bunga yang layu sebelum berkembang” di usia produktif.

Pertama, kata Menteri Mukhtarudin, banyak anak muda hari ini enggan keluar dari zona nyaman. 

"Nikmati dulu katanya, nanti saja kerja kerasnya. Padahal anak-anak HMI yang hadir malam ini sudah membuktikan sebaliknya: jauh dari keluarga, jauh dari kampung halaman, ikut sekolah pimpinan. Itu sudah keluar dari zona nyaman,” kata Mukhtarudin.

*Sindrom “Nanti Aja” dan Mudah Menyerah*

Mukhtarudin yang juga senior HMI ini bilang kebiasaan menunda pekerjaan karena “lagi nggak mood”, “bete”, atau “boring” menjadi tantangan kedua.

"Padahal kesempatan tidak datang dua kali. Kerjakan yang ada di depan mata sekarang juga,” pesannya.

Takut Gagal dan Berhenti Setelah Kegagalan

Menteri Mukhtarudin memberikan contoh nyata tokoh nasional yang kini menjadi Presiden RI, Prabowo Subianto.

"Beliau pernah kalah berkali-kali di Pilpres. Kalau menyerah di kegagalan pertama atau kedua, tidak akan ada presiden seperti sekarang. Kalah, bangkit lagi, kalah lagi, bangkit lagi, akhirnya menang,” cerita Mukhtarudin.

Mukhtarudin menutup materinya dengan pesan bahwa sekolah pimpinan seperti ini adalah bagian dari proses mencetak SDM unggul yang tidak hanya pintar di satu bidang, tetapi juga memiliki wawasan luas, skill mumpuni, dan mental juara.

Ketum PB HMI Bagas Kurniawan menyampaikan terima kasih atas kehadiran dan materi inspiratif dari Menteri Mukhtarudin. 

“Ini menjadi nutrisi semangat luar biasa bagi seluruh peserta Sepim 2025 untuk terus berproses dan tidak menyerah sebelum meraih cita-cita,” ujar Bagas.

Sepim PB HMI 2025 sendiri mengangkat tema besar “Kader Berkualitas, Bangsa Bermartabat” dan diikuti kurang lebih dari 100 peserta dari seluruh penjuru Indonesia.

Topik:

Mukhtarudin P2MI PB HMI Sepim 2025 Kepemimpinan Generasi Z Motivasi Pemuda Perkaderan HMI Taman Mini Indonesia Indah Pendidikan Kader