Sherly Tjoanda Gaungkan Perlindungan Anak di Hari Kartini

Albani Wijaya
Albani Wijaya
Diperbarui 21 April 2025 18:20 WIB
Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda (Foto: Biro Adpim)
Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda (Foto: Biro Adpim)

Ternate, MI – Momen peringatan Hari Kartini 21 April 2025 di Maluku Utara menjadi panggung nyata kepemimpinan perempuan yang bukan sekadar simbol, melainkan representasi dari keberanian, kepedulian, dan aksi konkret. Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda, memilih untuk tidak merayakan Hari Kartini dalam ruang-ruang rapat atau seremoni seremonial, melainkan turun langsung ke sekolah-sekolah dan berdialog dengan para pelajar—dari usia dini hingga remaja.

Didampingi jajaran Forkopimda, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Malut, Ketua Dharma Wanita Provinsi, serta sejumlah kepala dinas dan staf ahli, Gubernur Sherly mengunjungi dua sekolah di Kota Ternate, yakni SMA Negeri 4 dan SD Negeri 4 (Mononutu). 

Dalam dua titik kunjungan itu, ia menyampaikan pesan kuat mengenai perlindungan anak, pentingnya menciptakan generasi tangguh bebas dari kekerasan, dan mendorong sistem pendidikan yang selaras dengan kebutuhan dunia kerja.

Suasana pagi di SMA Negeri 4 Kota Ternate terasa berbeda. Sejak pukul 08.00 WIT, ratusan siswa dan guru sudah berkumpul di lapangan sekolah. Saat Gubernur Sherly Tjoanda dan rombongan tiba, mereka disambut dengan semarak. Tepuk tangan, senyum sumringah, dan ucapan selamat datang bergema di seluruh sudut sekolah.

Dalam sambutannya, Gubernur menegaskan bahwa Hari Kartini bukan hanya soal mengenang sejarah, melainkan mendorong perubahan. Ia mengatakan bahwa Pemprov Malut tidak merayakan Hari Kartini dengan simbol semata, melainkan dengan aksi nyata.

“Hari ini, kita mulai sesuatu yang lebih penting: sosialisasi langsung ke anak-anak kita. Kami tidak ingin hanya berpakaian kebaya dan berfoto. Semangat Kartini harus kita wujudkan dalam kerja nyata,” ujar Sherly penuh semangat.

Di hadapan para siswa SMA, Gubernur memaparkan bahwa Pemprov Malut telah bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) serta Tim Penggerak PKK Provinsi untuk menyelenggarakan program sosialisasi tematik. Untuk siswa SMA, fokusnya adalah pencegahan kekerasan seksual, pelecehan, dan pernikahan dini.

“Kami ingin anak-anak kita tahu apa yang boleh dan tidak boleh. Kami ingin mereka merasa aman di lingkungan sekolah maupun di rumah,” tambahnya.

Gubernur Sherly juga menyoroti pentingnya reformasi pendidikan yang tidak hanya menyiapkan siswa untuk ujian, tetapi juga untuk menghadapi dunia kerja. 

Ia mengungkapkan bahwa Pemprov Malut tengah menyusun program penguatan keterampilan di tingkat SMA dan pendidikan tinggi.

“Kita ingin anak-anak SMA begitu lulus sudah bisa bekerja. Kita juga sedang dorong agar perguruan tinggi melahirkan lulusan yang siap pakai, bukan hanya siap wisuda,” katanya.

Tak hanya memberikan sambutan, Gubernur juga berdialog langsung dengan siswa, mendengar aspirasi mereka, dan memotivasi mereka untuk terus belajar, berani bermimpi, dan tidak takut bersuara.

Usai kunjungan di tingkat SMA, Gubernur melanjutkan perjalanan ke SD Negeri 4 Kota Ternate (Monohutu). Di sekolah ini, semarak Hari Kartini begitu terasa. Siswa-siswi dari SDN 3, 4, 8, dan 10 Ternate sudah berkumpul di halaman sekolah dengan penuh semangat. Mereka menyiapkan syal, bunga, dan bahkan beberapa membawa kertas untuk minta tanda tangan dari Gubernur.

Gubernur Sherly disambut dengan pengalungan syal oleh siswa perwakilan sekolah, lalu diajak menyapa seluruh anak-anak di halaman. 

Setelah itu, ia menuju ke ruang kelas 1A dan kelas 2 untuk berdialog dengan anak-anak dengan pendekatan yang ringan namun sangat edukatif.

Tema yang diangkat kali ini adalah “Anak Cerdas, Anak Berkualitas, Bebas Kekerasan Menuju Generasi Emas.” Sebelum berdialog, Gubernur menyempatkan diri bernyanyi bersama anak-anak, menciptakan suasana yang akrab dan menyenangkan.

Dalam dialognya, Sherly menjelaskan kepada anak-anak tentang batasan tubuh yang tidak boleh disentuh orang lain.

“Bagian yang boleh disentuh orang lain hanya kepala dan pundak, itu pun bukan oleh sembarang orang. Kalau ada yang sentuh bagian lain, kalian harus segera bicara, jangan diam,” ujar Sherly.

Ia juga menekankan bahwa perlindungan terhadap anak sudah diatur dalam undang-undang. Sherly menyebutkan bahwa UU No. 23 Tahun 2002 dan perubahannya dalam UU No. 35 Tahun 2014 memberi perlindungan penuh terhadap anak dari segala bentuk kekerasan.

“Kalau ada yang memukul atau menyakiti kalian, itu melanggar hukum. Bisa dipenjara sampai 15 tahun. Jadi kalian harus berani bicara, dan jangan takut,” tegasnya.

Pesan Gubernur ini disampaikan dengan cara yang mudah dipahami anak-anak, sekaligus memberikan pemahaman mendalam bagi para guru dan orang tua yang hadir.

Setelah berdialog, Gubernur membagikan bingkisan berupa botol minum dan kotak makan siang kepada para siswa. Wajah-wajah kecil itu tampak begitu bahagia. Mereka menerima hadiah itu dengan gembira, sementara para guru mengajak Gubernur untuk foto bersama sebagai kenang-kenangan.

Tak sedikit siswa yang masih mencoba mendekat, meminta tanda tangan dan bahkan berbincang sejenak dengan Gubernur. Suasana yang hangat itu menjadi bukti bahwa kepemimpinan yang dekat dengan rakyat bukan sekadar retorika, melainkan sebuah kenyataan yang terasa di tengah masyarakat.

Kunjungan kerja Sherly Tjoanda di Hari Kartini bukan sekadar pencitraan atau seremonial belaka. Ia hadir dan bekerja. Ia mendengarkan anak-anak, menyapa guru-guru, dan menyampaikan visi besar bahwa Maluku Utara tidak akan maju tanpa generasi yang kuat, cerdas, dan terlindungi.

Sebagai Gubernur perempuan pertama Maluku Utara, Sherly menunjukkan bahwa pemimpin perempuan bisa hadir di tengah masyarakat dengan empati yang tinggi namun tetap membawa visi yang progresif. 

Ia tidak hanya berbicara soal perlindungan anak dan pendidikan, tetapi menjadikan keduanya sebagai agenda utama pembangunan daerah.

“Anak-anak kita adalah masa depan Malut. Jika kita tidak lindungi dan siapkan mereka dari sekarang, maka kita gagal sebagai pemimpin. Tapi saya percaya, dengan kerja bersama, kita bisa wujudkan Malut yang lebih adil, lebih cerdas, dan lebih manusiawi,” pungkas Sherly dalam akhir kunjungannya. (Rais Dero)

Topik:

Gubernur Malut Sherly Tjoanda Hari Kartini