Data 800 Ribu Calon Mahasiswa Penerima KIP Lenyap, Pengamat: Bukti Lemahnya Kemenkominfo dan Kemendikbudristek

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 15 Juli 2024 23 jam yang lalu
Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah. (Foto: Ist)
Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah. (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Sebanyak 800 ribu data calon mahasiswa pendaftar Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-Kuliah) hilang akibat server Pusat Data Nasional (PDN) diretas peretas (hacker).

Pengamat Politik Citra Institute, Efriza menyesalkan atas terjadinya kondisi demikian, dan menyebut peretasan data tersebut oleh hacker sangatlah memalukan. 

"Miris mendengar kasus raibnya data dari 800 mahasiswa penerima KIP akibat peretasan server PDN, bukan hanya miris tetapi juga memalukan," ujar Efriza kepada Monitorindonesia.com Senin (15/7/2024). 

Kata dia, kasus ini merugikan banyak pihak yang bukan hanya mahasiswa, tetapi juga banyak kampus di Indonesia yang memang diwajibkan menerima mahasiswa KIP jika mahasiswa itu diterima.

Artinya lanjut Efriza, kampus dan mahasiswa bergantung dari kucuran dana pemerintah atas KIP.

"Ini menunjukkan kasus raibnya data ini, dapat mengakibatkan terjadinya kisruh pada semester baru dan akan datang, karena belum ada kelihatan kemampuan pemerintah menangani kecerobohan pemerintah," ujarnya. 

Dosen Unpam Serang itu menyebut, dengan diretasnya ratusan ribu data calon mahasiswa merupakan bukti ketidaksiapan pemerintah dalam mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan terjadinya kasus peretasan seperti ini.

Kata Efriza, harus ada pihak yang bertanggung jawab atas dibobolnya data 800 ribu calon mahasiswa tersebut. 

Untuk itu, ia menilai Menkominfo dan Mendikbudristek pantas dicopot dari jabatannya. 

"Sudah selayaknya pemerintah melakukan evaluasi, berusaha menangani sekaligus melakukan reshuffle terhadap kementerian terkait, seperti Kemenkominfo dan Kemendikbudristek," ujarnya. 

"Sebab, insiden ini menunjukkan lemahnya kepemimpinan dari kedua menteri di kementerian tersebut," tambahnya. 

Seperti diketahui, Kemendikbudristek mengumumkan, ada 47 domain layanan atau aplikasi di bidang pendidikan dan kebudayaan terdampak gangguan Pusat Data Nasional (PDN) karena diserang ransomware.

Salah satu layanan yang terdampak adalah laman KIP Kuliah. Gangguan ini terjadi saat pendaftaran KIP Kuliah untuk jalur mandiri perguruan tinggi sudah dibuka sejak Jumat (7/7) lalu.