Pejabat Kemendikdasmen Masuk Kelas, Rasakan Langsung Tantangan Guru SD

Rizal Siregar
Rizal Siregar
Diperbarui 24 November 2025 19 jam yang lalu
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Nunuk Suryani saat paparkan pejabat masuk kelas.(Foto. Rizal Siregar)
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Nunuk Suryani saat paparkan pejabat masuk kelas.(Foto. Rizal Siregar)

Jakarta, MI - Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Nunuk Suryani, menegaskan komitmen jajarannya untuk lebih dekat dengan ruang kelas, terutama dalam momentum Bulan Guru. 

Ia menyampaikan hal itu dalam taklimat media “Ngopi Bareng Bu Nunuk” yang digelar di On3 Senayan, GBK Pintu 7, Jakarta Pusat, Senin pagi (24/11/2025).

Nunuk mengatakan bahwa seluruh direktur, pejabat eselon II, dan dirinya turun langsung ke kelas-kelas untuk melihat bagaimana program Kemendikdasmen dijalankan oleh para pendidik.

“Tujuannya sebenarnya bukan cuma sekadar melihat apakah program kita sudah dipahami dan terimplementasi dengan baik. Kita juga ingin menunjukkan empati kepada para guru, terutama di sekolah dasar,” ujarnya.

Ia menuturkan bahwa pengalaman turun langsung tersebut membuka mata banyak pejabat mengenai tantangan nyata guru di kelas. Salah satunya saat mereka mencoba menerapkan strategi-strategi baru, seperti pembelajaran mendalam dan matematika gembira.

“Ternyata ketika kita masuk kelas dan menerapkan strategi seperti matematika gembira, suasana yang tegang bisa berubah menjadi lebih menyenangkan,” kata Nunuk.

“Intinya, kami semua kemarin sudah masuk kelas dan merasakan perjuangan guru dalam memusatkan perhatian siswa dan menyampaikan capaian pembelajaran dengan baik.”

Nunuk juga menceritakan pengalaman saat mendampingi dua siswa yang awalnya tidak menyukai matematika.

Menurut Nunuk, para pejabat lain—seperti Iwan Junaiti dan Rahmadi—juga masuk kelas untuk mengajar matematika dan merasakan langsung perubahan suasana belajar.

“Joyful learning itu bukan sekadar lucu-lucuan. Mereka benar-benar mengikuti pembelajaran dengan gembira lewat media yang dekat dengan keseharian mereka,” jelasnya.

Ia mencontohkan penggunaan jajanan pasar untuk mengajarkan konsep bangun datar kepada siswa kelas II.

“Saya ingin mereka memahami konsep konkret dulu, baru kita bawa ke abstrak. Mereka menggambar, menulis, dan semuanya menikmati proses belajar. Dan capaian pembelajaran hari itu tercapai,” ujar Nunuk.

Pengalaman ini, lanjutnya, ingin menjadi contoh nyata bagi para guru tentang cara menghadirkan pembelajaran yang joyful, meaningful, dan mindful.

“Kami juga merasakan langsung betapa besarnya perjuangan guru, terutama guru kelas bawah di SD. Menyampaikan materi itu tidak mudah,” ungkapnya.

Nunuk menegaskan bahwa peran guru bukan sekadar memberi tugas lalu ditinggal mengerjakan hal lain.

“Ternyata kita sebagai guru harus mengikuti langkah-langkah pembelajaran dari pembukaan sampai evaluasi. Ketika itu dilakukan dengan sungguh-sungguh, pembelajaran bisa berhasil dengan baik,” kata  Nunuk.

 

Dengan turun langsung ke kelas, Kemendikdasmen ingin memastikan bahwa kebijakan tidak berhenti di atas kertas, melainkan benar-benar diterjemahkan menjadi pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa di seluruh Indonesia.

 

 

 

 

 

Topik:

pendidikan guru kemendikdasmen hari guru nasional joyful learning