DPR Soal Gagal Ginjal Akut: Kemenkes dan BPOM Harus Satu Suara Keluar, Didalam Boleh Cakar-cakaran

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 28 Oktober 2022 23:32 WIB
Jakarta, MI - Anggota Komisi IX DPR RI Irma Suryani Chaniago mendesak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) duduk bersama untuk menyelesaikan permasalahan gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak.“Saya melihat masih ada komunikasi yang belum efektif antara BPOM dan Kemenkes. Kemenkes dan BPOM harus satu suara keluar, kalau di dalam boleh cakar-cakaran, tapi keluar harus satu suara, sehingga tidak menimbulkan kegaduhan,” ucapnya kepada Monitor Indonesia, Jum'at, (28/10).Irma mengungkapkan bahwa sejauh ini Kemenkes masih melakukan pengujian terhadap 120 sampel obat sirop yang ditengarai menjadi penyebab penyakit gagal ginjal. Meski demikian, Kemenkes belum memastikan pemicu penyakit tersebut.“Setahu saya sampai hari ini, baik Kemenkes maupun BPOM belum menemukan secara pasti apa penyebab dari masalah yang menimbulkan gagal ginjal akut ini,” tegasnya.Politikus Partai Nasdem pun memberikan dukungan kepada Kemenkes dan BPOM untuk menyeret perusahaan obat sirop ke ranah hukum jika memang terbukti perusahaan tersebut menyalahi aturan penggunaan EG.“Jika ternyata yang menjadi penyebab adalah kelebihan penggunaan etilen glikol oleh perusahaan-perusahaan pembuat obat sirop, maka jangan segan-segan untuk menindaklanjutinya ke ranah hukum, harus ada efek jera,” pungkasnya. Sebagai informasi, penyakit gagal ginjal akut telah menyebabkan 157 anak Indonesia meninggal dunia. Orang tua perlu mengantisipasi beberapa gejala ginjal akut yang muncul pada anak. Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengatakan bahwa ciri khas gagal ginjal akut ada pada urine. Namun, sebelum muncul permasalahan pada urine, orang tua perlu mewaspadai gejala lain yang terlihat lebih awal.Gejala-gejala awal ini umumnya terjadi pada hari pertama hingga kelima setelah paparan.Sebagaimana diketahui, ancaman gagal ginjal akut masih terus menghantui anak-anak di Indonesia.Berdasarkan catatan Kemenkes, hingga Rabu (26/10), sebanyak 269 anak terserang gagal ginjal akut. Sebanyak 157 di antaranya meninggal dunia.Dalam istilah medis, kondisi ini juga dikenal dengan gangguan ginjal akut progresif atipikal (GGAPA). Kondisi ini terjadi saat fungsi ginjal menurun secara cepat dan mendadak. Sampai saat ini, hasil penelusuran menunjukkan senyawa etilen glikol (EG) dan diatilen glikol (DEG) diduga kuat sebagai penyebab gagal ginjal akut. (MI/Adi) Kemenkes dan BPOM