Bawaslu Sindir Capres Suka Keliling Sebelum Waktu Kampanye: Ono Opo Iki?

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 20 Februari 2023 07:32 WIB
Jakarta, MI - Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja menyindir calon presiden yang suka keliling atau safari politik ke sejumlah wilayah di Indonesia jelang pemilihan umum (Pemilu) 2024. "Kemudian safari politik, kemudian ada mohon maaf nih, keliling terus, lama-lama kan ono opo iki (ada apa ini)? Capres itu doang yang keliling terus," sindir Bagja dalam acara diskusi publik KedaiKOPI bertajuk OTW 2024 setahun jelang pemilu, mata rakyat tertuju ke KPU dan Bawaslu di Hotel Erian, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (19/2). Safari politik, tegas dia, seharusnya dilakukan di internal partai. Terlebih masa kampanye belum dibuka resmi. Sehingga, seharusnya belum bisa melibatkan masyarakat di tempat umum. "Nah, safari politik itu jadi persoalan bagi kita karena di internal partai seharusnya. Tidak usah melibatkan masyarakat. Sekarang jangan juga kita, kalau di internal partai oke lah, di gedung," kata dia. Menurut Bagja, safari politik semacam itu termasuk metode kampanye dan tidak boleh dilakukan. Namun, dapat dilakukan dalam agenda partai semisal memperingati hari ulang tahun partai. "Tiba-tiba itu terbuka umum, kemudian konvoi, dan lain-lain. Itukan rapat terbuka, rapat umum. Itu metode kampanye. Harus apa?," tanyanya. Untuk itu, pihaknya juga menegaskan hal tersebut seharunya tidak boleh dilakukan, apalagi dengan melibatkan masyarakat. "Tertutup silakan, mau ulang tahun partai misalnya, membuat acara peringatan hari pahlawan, silakan. Yang penting internal partai, diruang tertutup," tambahnya. Kendati demikian, Bagja kembali menegaskan bahwa parpol boleh saja melakukan sosialisasi dengan pemasangan atribut partai seperti baliho sebagai bukti tidak adanya penundaan Pemilu 2024. "Silakan sosialisasi. Tapi mohon jangan ada ajakan. Kalau ajakan sudah kampanye. Kenalkan saja, enggak usah diajak. Nanti kalau diajak, 28 November ke atas. Pilih lah saya, silakan," pungkasnya. #Capres Suka Keliling