Polarisasi Selalu Terjadi di Kontestasi Politik

Akbar Budi Prasetia
Akbar Budi Prasetia
Diperbarui 2 Maret 2023 19:50 WIB
Jakarta, MI - Bakal calon presiden (Bacapres), Anies Baswedan menyadari, polarisasi akan terjadi jelang pemilihan umum (Pemilu). Maka dari itu, Anies Baswedan mengimbau kepada masyarakat untuk menghindarinya. "Penting bagi kita untuk menyadari bahwa dalam setiap kontestasi politik pasti ada polarisasi, tidak mungkin tidak ada di dalam kontestasi itu," katanya di DPP Partai Demokrat, Kamis (2/3). Bahkan, kata Anies, kontestasi yang tanpa melibatkan orang, agama, dan suku dapat melakukan polarisasi . Hal itu, kata Anies, pernah terjadi di Inggris. "Brexit, itu terjadi polarisasi di Inggris. Padahal enggak ada orangnya, bagaimana kontestasi ada orangnya, pasti ada polarisasi," ungkapnya. Menurutnya, hal itu sangat wajar terjadi. Disetiap Pemilu di tingkat pusat, daerah dan kabupaten/kota juga kerap terjadi. "Kalau di Pilkada isu putra daerah muncul. Kalau di dalam Pemilu itu antara satu agama Islam, satu agama Kristen pasti isu agama muncul. Jadi, itu adalah sesuatu polarisasi yang biasa terjadi," terangnya. Kendati begitu, Anies mengingatkan jangan sampai menimbulkan perpecahan di masyarakat. Maka dari itu, Anies mengingatkan agar polariasi itu tetap dijaga. "Yang penting polarisasi itu dijaga. Tidak menjadi friksi, tidak menjadi konflik apalagi menjadi perpecahan," jelasnya. Mantan Rektor Paramadina menambahkan bahwa polarisasi dalam perjalanan politik sangatlah lumrah. Sebagai, masyarakat harus menjaga itu. Sehingga, nantinya tidak membuat kegaduhan. "Karena di proses politik pasti ada polarisasi," tandasnya.