PDIP Ingin Main 2 Kaki Tapi Malu Berterus Terang

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 9 November 2023 07:33 WIB
Pengamat Politik Citra Institute, Efriza (Foto: Ist)
Pengamat Politik Citra Institute, Efriza (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Pengamat Politik Citra Institute, Efriza, menilai kekhawatiran PDI Perjuangan jika memecat Gibran Rakabuming Raka tak akan menguntungkan PDIP. Sebaliknya, justru itu dapat mendongkrak elektabilitas Pasangan Prabowo-Gibran. 

"Oleh sebab itu, PDIP mengharapkan Gibran memilih opsi pamit mundur. Namun Gibran paham, jika dilakukannya PDIP akan semakin keras menggunakan bahasa pengkhianat untuk mendongkrak elektabilitas PDIP," katanya kepada Monitorindonesia.com, Kamis (9/11).

Kata Efriza, pada akhirnya publik dapat menilai drama politik yang disuguhkan antara PDIP dan Gibran bukan sekadar drama yang sedang digemborkan, tetapi PDIP ingin bermain dua kaki dalam kontestasi pilpres 2024. 

"Lalu, apakah ini murni drama? Publik malah bisa menyebut ini bukan sekadar drama, tapi bukti PDIP bermain dua kaki. Mengajukan calon Ganjar secara resmi, tetapi berdrama dibalik ribut-ribut tentang status Gibran," ujarnya. 

Lebih lanjut, dia melihat masalah ini sekilas mirip seperti drama pilpres tahun 2004 lalu. Pada saat itu Jusuf Kalla (JK) dikalahkan Wiranto dalam memperebutkan posisi ketum Golkar, tapi menang bersama SBY menjadi Presiden dan Wakil Presiden yang akhirnya JK mendapatkan posisi sebagai Ketum Golkar. 

"Kasus ini mirip JK tahun 2004 lalu, diajukan resmi Wiranto, yang drama JK. Memungkinkan Gibran jika terpilih, kembali sebagai kader PDIP. Toh, JK saat drama malah jadi Ketua Umum Golkar ketika terpilih sebagai Cawapres 2004 lalu," imbuhnya. (DI)