Cak Imin Sebut Petani Indonesia Sudah Menderita Jauh Sebelum Perang Ukraina

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 3 Januari 2024 16:40 WIB
Calon Wakil Presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin (Foto: Ist)
Calon Wakil Presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Calon Wakil Presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, mengatakan bahwa nasib petani di Indonesia sudah lama menderita selama 10 tahun terakhir akibat kurangnya perhatian terhadap persoalan pertanian. 

Kata Cak Imin, hal itu disebabkan karena pemerintah lebih percaya kepada hasil pertanian impor, sehingga ketergantungan selama bertahun-tahun itu yang membuat petani lokal hidup menderita. 

"Persoalan pangan nasional dan nasib para petani kita. Problem yang muncul bahwa pangan kita seluruh kebutuhan pangan kita masih menggantungkan bukan pada produksi kita sendiri tapi masih impor negara lain," kata Cak Imin dalam acara Nitip Gus bersama petani di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (3/1).

Kondisi itu yang menurut Cak Imin, menjadi prihatin ketika masyarakat mampu memproduksi beras, tetapi setiap tahunnya Indonesia masih mengandalkan impor beras.

"Memprihatinkan lagi mampu produksi padi beras tapi tiap tahun masih harus impor. Emang ada yang hobi impor. Pertama harus kita slepet supaya tidak ada impor lagi," bebernya.

Untuk itu, Imin mengatakan, bahwa pengelolaan pertanian yang berkesinambungan harus menjadi prioritas pemerintah agar mewujudkan ketahanan pangan serta mendatangkan kesejahteraan bagi para petani.

"Tata niaga ini harus diperbaiki, salah satunya kesenjangan dari pasar dan pengguna, petani menderita lebih dari 10 tahun ini. Jauh sebelum perang Ukraina, Indonesia sudah punya masalah terkait dengan pupuk," ungkapnya. 

"Negara punya alat, bagaimana pertanian harus dijamin, jangan sampai ada yang rugi, harus untung petani itu. Indonesia butuh penyangga tidak ada yang lain selain dari dalam negeri," jelas Imin. (DI)