Pengamat Sarankan Mahfud MD Gabung PDIP

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 1 Februari 2024 18:36 WIB
Calon Wakil Presiden nomor urut 3, Mahfud MD (Foto: MI/Dhanis)
Calon Wakil Presiden nomor urut 3, Mahfud MD (Foto: MI/Dhanis)

Jakarta, MI - Pengamat Politik Citra Institute, Efriza menilai keputusan mundurnya Mahfud sebagai Menko Polhukam seperti dipaksakan oleh PDI Perjuangan sebagai pengusung pasangan capres-cawapres nomor urut 3.

"Pilihan mundur Mahfud ditenggarai pemaksaan dari PDIP. Seolah-olah Ganjar dan Mahfuf satu kata, satu pemikiran, dan satu perjuangan," kata Efriza saat dihubungi Monitorindonesia.com, Kamis (1/2).

Kata Efriza, hal itu bisa terlihat jelas dari realitas yang terjadi. Di mana PDIP sangat berperan penting dalam keputusan tersebut.

"Sayangnya, jika membaca dari proses dan realitas kita mempelajari peristiwa tampak bahwa Mahfud melakukan konsisten bersama Ganjar tapi malah inkonsistensi atas keputusannya," ujarnya.

Kendati begitu, ia menilai bahwa Mahfud telah gagal membuktikan dirinya sebagai sosok yang tak bisa diintervensi oleh kepentingan politik praktis.

"Seperti ia tidak mau milih mundur demi bekerja bagi rakyat, ia tidak bisa membuktikan dirinya tidak haus kekuasaan, dan ia juga gagal membuktikan dirinya kokoh pendirian gak bisa direcoki siapapun," tuturnya.

Sehingga, dia pun menyarankan agar Mahfud sebaiknya segera bergabung dengan PDIP, karena ia menilai Mahfud tak ada bedanya dengan petugas partai.

"Ternyata Mahfud bak menjadi politisi berpredikat petugas partai, sayangnya ia tak berpartai. Baiknya gabung dengan PDIP saja," tukasnya. (DI)